Sudah liat secuil gambar itu di iklan rokok..??
Peringatannya uda simple, tapi ngena..
Kalo dulu isi peringatannya lebih panjang..
Ya intinya sama, MERUGIKAN....!!!
Sekarang saya ga bicara masalah peringatan pemerintah yang berubah itu. Saya pengen sharing tentang kebiasaan saya yang buruk ini.
Ini cuma sekedar cerita, mengeluarkan unek-unek..
Bukan tips atau sharing kiat-kiat sukses berhenti merokok.. Jangan lanjutkan baca kalo mengharapkan tulisan seperti itu, karena sampai detik ini, sulit rasanya berhenti, walaupun beberapa kali mencoba berhenti merokok.
Googling aja, banyak artikel lah yang membahas akan buruknya merokok, saya sepenuhnya sadar, ga ada untungnya. Yang lucu adalah apabila ada artikel yang membahas buruknya merokok di kaskus, selalu rame, pro kontra antara si pembenci perokok, dengan si perokok sendiri.
"Untungnya rokok apaan sih..?? bakar-bakar uang, yang ada cepet mati penyakitan gara2 rokok"
"Daripada bakar uang, mending uang ditabung, (dengan perhitungan rokok sebungkus sehari kali sekian tahun akhirnya bisa beli ferrari...)"
"Kalo merokok ya sekalian telen asepnya dunk, jangan bagi-bagi ke yang lain"
Saya tanpa baca tulisan itupun sudah tau... dan SAYA SADAR AKAN HAL ITU..!!
Yang lucu adalah pembelaan dan ada aja pembenaran si perokok.
"Mang semua orang mati dan penyakitan gara-gara rokok,..?"
"Ah tetangga gw kemaren mati gara-gara ketabrak mobil, padahal ga ngerokok, kalo uda nasibnya mati ya mati aja"
"Mang kalo ga ngerokok bisa nabung..??. sekian tahun bisa beli ferrari,..?? karang ferrari lu mana..??
Hahaha.. ada-ada aja.. ya begitulah...
Saya adalah seorang perokok aktif, sudah mengenal menghisap rokok sejak umur 15 tahun, waktu itu masi duduk di bangku SMP, walaupun waktu itu hanya nyoba-nyoba dan hanya sesekali saja merokok ngumpet-ngumpet bersama teman.
Teman adalah salah satu faktor penting terpengaruh untuk merokok, iya, saya sendiri mengenal rokok karena sering bersama teman yang perokok, teman dan sahabat saya sendiri. Mulai dari sharing sebatang bareng, sampai beli ngecer sebatang buat sendiri. Awal-awal merokok, yang pasti ga ada enaknya, apaan ngerokok cuman gitu doang.. Ternyata setelah dihisap dan dihisap terus, disanalah saya mulai diperbudak rokok.
Kebiasaan merokok terus saya lakukan sampai duduk di bangku kuliah, belinya masi ngecer batangan, karena setelah makan merupakan saat yang paling ingin merokok, selain itu merokok sangat saya butuhkan saat perjalanan jauh, dingin, atau berhenti untuk menunggu hujan. Saya baru mengkonsumsi rokok sebungkus sehari sejak sudah kerja. Entahlah, yang pasti ini faktor uang. Beberapa kali berniat ingn berhenti, selalu kandas. Bahkan dengan Anus, sahabat saya yang dulu sering ajak dulu merokok bareng, kami sama-sama gagal berhenti. Cuma sama-sama bilang "Ga jadi nih berhenti"..?? trus nyengir, trus merokok bareng kembali..
Sekitar tahun 2010, saya bertekad untuk berhenti merokok, bukan karena dorongan orang lain, atau ada yang memaksa. Saya iseng-iseng baca di internet tentang kiat-kiat berhenti merokok, macem-macem lah cara-nya, yang pasti berhenti dari niat diri kita sendiri. Ada juga tips jangan berhenti mengurangi jumlah rokok, langsung stop total, ada yang bilang, selingi dengan permen atau cemilan, rajin olah raga, malah ada sebuah teknologi brainwave, sebuah musik yang diisi sebuah perintah alam bawah sadar untuk berhenti merokok, itupun sudah saya jalani, dan bla.. bla.. bla... dan sudah tertebak, gagal lagi.
Hingga saya membaca sebuah ajakan berhenti merokok, lebih ke sebuah tantangan untuk berhenti merokok, yang saya temukan di www.stopmerokok.com. Iklannya ada di televisi. Saya iseng-iseng aja coba join, dan setelah melewati beberapa tahap, saya terpilih menjadi salah satu peserta event itu, dan saya nggak rugi untuk mengikuti event langka ini, bahkan gratis untuk berhenti merokok. Saya mendapatan jadwal pasti untuk kumpul bersama dengan peserta yang lain, dan sekaligus lengkap dengan dokter spesialis paru, jantung dan kejiwaan.. serem yak Hahaha..
Ternyata, event ini di sponsori oleh salah satu perusahaan farmasi yang memproduksi sebuah obat untuk membantu berhenti merokok, dan kami pun diberikan obat itu, terbesit pikiran saya, "Wah, jadi kelinci percobaan nih.. hihi". Ni acara emang bisa dibilang proyek niat buat memasarkan obatnya, diliput beberapa media, di wawancarai wartawan mengenai berhenti merokok. Saya mah bodo amat lah, yang penting niat pengen berenti, apalagi nih obat ternyata tergolong mahal.. Selain itu kita dimanjakan dengan selalu diberikan saouvenir-souvenir hadiah setelah acara kumpul, sebuah bentuk apresiasi berehenti merokok katanya, bener juga sih, seminggu berhenti, dikasi hadiah, dua minggu, dikasi lagi, dan selanjutnya, selanjutnya,..
Saya ga pengen cerita jauh tentang obatnya,
Dari acara itu saya banyak lah dikasi info-info tentang kenapa sih merokok itu selalu nagih lagi dan lagi. Saya ga perlu jelasin ilmiahnya gimana, bisa dicari sendiri di google, yang pasti rokok mengandung zat yang dapat membuat rasa nyaman, tapi tidak bertahan lama, makanya nagih lagi-nagih lagi, seperti halnya narkoba, tidak jauh beda, hanya kadar rokok lebih ringan. Banyak lah cerita-certia lucu yang saya dengar dari peserta lain, ada yang selalu bertengkar ma istri, karena susahnya berhenti merokok, ada yang bosen diperbudak rokok terus menerus, dan ada yang memang niat berhenti karena memang niat dari sendiri.
Awal-awal berhenti sangat berat,
Bangga bisa menghitung hari demi hari tanpa rokok, saat itu kami punya rapor sendiri, bisa total berhenti atau sedikit demi sedikit, waktu itu saya langsung total berhenti (tentu di bungkus terakhir saya habiskan) Hihihi.. Berhenti merokok ternyata ngaruh di alam bawah sadar saya, entah beberapa kali saya bermimpi merokok, dan merasa kecewa telah gagal berhenti dalam mimpi itu, saat sadar, saya lega, itu ternyata mimpi, dan beberapa peserta lain juga ada yang mengalami hal yang sama, segitu beratnya memang.
Semenjak mulai berhenti, saya jadi selalu pengen ngemil, dan nafsu makan bertambah, tentu berat badan saya jadi bertambah juga.
Salah satu yang terasa tidak nyaman saat mulai berhenti merokok adalah memposisikan diri di kalangan teman-teman sehari-hari kita yang perokok. Biasanya kami makan, ngopi atau ngobrol selalu merokok, pasif dan aktif ya kami juga yang nelen asepnya. Beda cerita saat saya mulai berhenti, kebetulan saat itu saya berada di ruangan kerja yang tidak sehat, satu ruangan ber-AC ada empat orang dan semuanya perokok, dengan memberanikan diri saya keluar dari ruangan itu, percuma saya berhenti kalo ternyata masi ngisep asap rokok juga di ruangan itu. Dari yang biasanya ngopi bareng ngobrol bareng, saya pun menghidar, cuma nyapa bentar ga lama-lama ngobrol bersama. Teman-teman pasti sudah merasa dan menanyakan ke saya, "Uda berhenti merokok ya..??" Pertanyaan yang sulit dijawab, sulit bukan karena ngaku berhenti merokok, tapi malu kalo saya takut salah ternyata misalnya besok-besok balik lagi ngerokok, saya cuma jawab "Nggak kok, cuma ngurangin aja..." Ya sedikit diplomatis,. Hahaha..
Hari-hari tanpa rokok berhasil saya lewati..
Ada perasaan senang, lega, bebas..
Keuangan..?? Nabung..?? Ah sama aja, ga ngaruh...Hihihi
Ga ngerokok, ya sama aja uangnya buat beli cemilan dan makanan terus..
Jadi rokok bukan masalah nabung uang, tapi saya lebih setuju dengan kesehatan dan kebiasaan hidup sehat.
Setahun lebih saya sudah hidup tanpa rokok, saya sampai tidak tau harga rokok sebungkus saat itu jadi naik berapa.
Misalpun saya ngumpul bareng temen, saya berusaha tidak merokok dan menahan untuk tidak merokok, karena setahunpun sudah berhenti, keinginan merokok lagi itu selalu menghantui, saya selalu mengalami hal itu, terutama saat kondisi-kondisi tertentu, misal kehujanan, ngobrol bersama teman berjam-berjam, saat stress, disanalah niat kita diuji kembali. Bebas setahun merokok, tidak berarti bebas untuk selamanya, kita masi memegang kendali atas keinginan kita untuk merokok kembali.
Hingga akhirnya, ada seorang teman yang hampir tiap hari maen ke kos, dia adalah seorang perokok, dan dia tau saya sudah berhenti merokok. Kami biasa ngobrol bersama. Ada saja bisikan setan yang selalu mencari pembenaran di kepala saya untuk mengambil dan meminta rokoknya walapun hanya sebatang. Tiap sore dia datang, si setan selalu berbisik, dan tiap sore pun terhasut minta sebatang. Beberapa minggu, dia uda jarang datang lagi, dan saya pun kembali terperangkap dalam perbudakan rokok. Menyesal sangat saya rasakan, saya kira sebatang tidak akan merubah niat ini, tapi selalu saja ada pembenaran dalam kepala ini untuk mengambil sebatang lagi sebatang lagi, dah akhirnya kembali sebungkus sehari.. Sampai detik ini. Malu pada diri sendiri, malu dengan orang sekitar saya, terutama teman-teman sesama perokok. Apalagi pas kepergok ketemu memegang sebatang rokok. Menyesal semenyesalnya...
Sampai detik ini...
Berat...
Istri tidak akan mempan ngoceh di depan saya hanya untuk nyuruh saya berhent merokok, selalu ada saja pembenaran di kepala saya. Disuruh berhenti dengan cara halus aja bisa mental, apalagi dengan menggerutu cenderung ngomel, saya malah tambah berontak.
Saya hanya bisa sadar, dan tau, hanya saya sendiri yang menghentikan ini..
(Sambil sadar, sambil tetap merokok,, *sigh )
Saya yakin, sebagian besar perokok tau buruknya merokok, dan ingin berhenti merokok, tapi kalo masi bukan dari niat yang kuat, akan sulit rasanya,
Saat saya ada niat, saya hanya bisa bertahan menahan keinginan merokok hanya beberapa jam saja, ujung-ujungnya entah hasutan darimana, kaki ini akhirnya selalu berjalan menuju ke warung untuk membeli rokok..
Sampai detik ini...
Berat..
Rokok (lama-lama) membunuh (ku)
Saya hanya menunggu waktu, antara kapan bener-bener bebas menjadi budak rokok, atau menunggu waktu terbaring di ICU karena penyakit akibat merokok.
Nafas sesak dan dada kiri bagian letak jantung sudah beberapa kali terasa sakit, tapi keinginan otak terhadap rokok jauh lebih kuat...
Tapi saya masi belum menyerah..
Saya akan selalu coba lagi..
Entah berhasilnya kapan....
Satu pesan saya buat para pembaca yang belum menjadi budak rokok,
"JANGANLAH SAMPAI MEROKOK, KARENA BERHENTINYA SUSAH"
Itu sudah...!!
0 comments:
Post a Comment