Hai sabahat bloger..
Melanjutkan tulisan dan sharing saya sebelumnya di Mahabharata Versi Terbaru (di ANTV) saya ingin menambahkan beberapa penggal kisah dalam Mahabharata yang mungkin banyak teman-teman belum ketahui..
Semenjak adanya Mahabharata di ANTV, antusias masyarakat cukup besar dengan kisah Mahabharata ini, ternyata dari yang tidak tau sama sekali, jadi ikut tertarik melanjutkan mengikuti kisah Mahabharata, saya pun yang walaupun sudah mengikuti kisah Mahabharata, masi banyak penggalan cerita yang belum saya ketahui..
Saya mengikuti group di facebook dengan nama : MAHABHARATA (Mahabharat) - ANTV saya sih bukan member aktif disana, cuma baca-baca, dan banyak hal yang baru saya ketahui tentang Mahabharata..
Nah kali ini saya ingin membagi beberapa artikel dalam Mahabharata yang ada dalam group tersebut, dengan tujuan menambah wawasan cerita saja bagi yang mungkin ada yang belum mengetahuinya..
Mengenai kebenaran dan versinya saya tidak bisa menjelaskan, tapi yang pasti isi artikel ini adalah untuk menambah wawasan dan referensi mengenai Mahabharata..
Mengenai kebenaran dan versinya saya tidak bisa menjelaskan, tapi yang pasti isi artikel ini adalah untuk menambah wawasan dan referensi mengenai Mahabharata..
Berikut diantaranya..
PERANG MAHABHARATA DALAM KISAH YANG SEBENARNYA
Oleh : Herry Adnyana
Perang
Mahabharata adalah perang besar-besaran yang terjadi antara dua bagian
keluarga dari Dinasti Chandra yang berkuasa di seluruh daratan India
dan sekitarnya pada masa peradaban Vedic dimana itu berarti 1000 sampai
1500 tahun sebelum masehi (ada pihak yang menyebutkan 3000-2500 SM…)
Apakah Dinasti Candra itu ?
Adalah dinasti yang didirikan oleh
pangeran Pururava Aila dari negeri Bahlika dekat sungai Kardameya
(kebanyakan para ahli sepakat bahwa negeri itu berada di daerah Persia
(lihat peta Bahlika/Bahlkh )…
Pangeran
Pururava dan rombongannya memasuki Hindustan melalui daerah Uttar
Kuru, Uttar berarti utara, jika dilihat dari peta maka jika kita
menarik garis perjalanan Pangeran Pururava dari Bahlika (negerinya) ke
Kuru (negeri nya kelak) maka kita dapat melihat bahwa mereka melalui
jalur utara India bukan ? (kelak salah satu keturunannya yang terkenal
dinamakan Kuru)
Bagaimana Sejarah Dinasti Candra ?
Dinasti Candra atau Wangsa Candra
( Lunar Dinasty ) didirikan Pangeran Pururava Aila , dia adalah putra
dari raja kerajaan Puru di Bahlika yang bernama Trasadasyu (kelak negeri
Puru memihak Kaurava saat perang Bharathayuda), (Arthashastra, p 76, n.5)
Dia
dikisahkan beribu dewi sungai Kardama sehingga bernama Kardameya (
ingat kisah Bhisma yang beribu dewi Gangga sehingga dipanggil Ganggeya
?)walaupun kita tidak bisa memvonis benar atau salah bahwa ibu sang
pangeran adalah seorang dewi (mahluk ilahi ), tapi yang jelas sungai
Kardama itu memang mengalir didekat daerah Bahlika di daerah Persia.
Setelah
berusia dewasa, sang pangeran memutuskan untuk hijrah dan mencari
tempat baru untuk mendirikan kerajaan baru baginya ( cukup jelas bahwa
Pururava bukanlah anak sulung atau putra mahkota )
Selanjutnya
Pururava Aila-(sebenarnya kata Pururava mengacu pada “keturunan Puru”
sebagaimana kata Kaurava “keturunan Kuru” atau Pandava “keturunan
Pandu”)- dan rombongannya melewati wilayah Uttar Kuru yang bersalju
(sekitar Himalaya ) dan tiba di daerah antara sungai Gangga dan Yamuna.
Selanjutnya
tidak ada suatu hal yang terlalu banyak diceritakan tentang Pururava
Aila serta putra pertamanya Ayu, namun anak dari Ayu yaitu Yayati
merupakan tokoh yang sedikit berpengaruh karena cucunya kelak, “Yadawa “
menurunkan wangsa Vrsni (Krishna, Balarama, Kunti ) dan “Bharata” yang
menurunkan wangsa Kuru (Pandawa dan Kaurawa) dua wangsa besar dalam
perang Mahabharata.
Anak Yayati yaitu Nahusa telah dikutuk menjadi ular besar karena kesombongannya,
Selanjutnya
anak Nahusa yaitu Bharata diangkat sebagai putra mahkota singasana
Paurawa ( dari kata Pururava ). Saudaranya yaitu Yadawa pergi ke daerah
barat dan bertempat tinggal di sekitar Dwaraka ( lihat peta ). Bharata
kemudian berkat kesaktiannya yang tiada tanding melakukan Rajasuya (
pengukuhan diri sebagai Raja Diraja /Kaisar ) dengan menaklukan seluruh
India, sehingga negeri Industan berganti nama menjadi Bharatavarsa (
negerinya Bharata ).
Tahun demi tahun berlalu, abad
berganti abad, ketika kekuasaan keturunan Bharata melemah, lahirlah
seorang putra dari Samavarana yang bernama Kuru (Samavarana juga
melahirkan leluhur keluarga Panchala, keluarga Drupadi istri kelima
Pandawa ).Kuru dikisahkan begitu sakti, dia bertapasya di daerah
Kuruksetra (istilah ksetra mengacu pada kata lapangan..(bukan
kuburan)…jadi kuruksetra adalah tanah (lapang) tempat Kuru bertapasya
dan dia berhasil menyenangkan Indra sehingga mendapatkan berkahnya.
Dikisahkan berkat berkah sang Dewa, Kuru sekali lagi menaklukan seluruh
India dibawah Wangsa Candra. Kuru kemudian dikenal sebagai salah satu
raja termasyur didalam keluarga Dinasti Candra. (ironisnya lapangan
tempat dia melakukan tapa untuk membangun Kekaisaranya, beberapa abad
kelak, justru menjadi tempat pembantaian jutaan prajurit dalam perang
yang menghancurkan istana Kuru )
Setelah Kuru, tidak ada
lagi raja yang termasyur dalam sejarah wangsa Candra, hanya ada
Santanu, walaupun dikenal hanya lewat kisah asmaranya yang menyedihkan
dengan Dewi Gangga, dan Setyawati. Namun begitu, anak Santanu dari Dewi
Gangga yaitu Dewavrata adalah yang terhebat dari semuanya…Dewavrata
sendiri dilatih oleh Bhargava yang Agung, dan dengan kesaktiannya
menaklukan India kembali atas nama wangsa Candra. Karena kehebatannya
dia digelari julukan Bhisma atau “..Dia Yang Menakutkan….”
Dewavrata
sendiri kemudian dibunuh oleh Anak Pandu dalam perang Kuruksetra yang
bernama Arjuna.(yang sebenarnya bukanlah cucunya tetapi cucu Maharsi
Abyasa )Diagram Keturunan Raja-Raja Wangsa Candra :
Puru-ravas
Aila, Ayu, Yayati, Nahushya, Puru-Bharata (bersaudara dengan Yadawa
leluhur Krishna), Dauhshanti, Saudyumni, Ajamidha, Riksha, Samavarana,
Kuru, Uchchaihsravas, Kaupayeya, Prati sutvana, Bahlika Pratipeya,
Santnu, Dhritarashtra, Yudhistira,Parikesit cucu dari Arjuna., Janamejaya, tidak disebutkan lagi…
Perang 18 Akshauhini
Perang
bharatayudha merupakan perang saudara dalam sebuah kekaisaran yang
terjadi justru pada zaman keemasan kekaisaran tersebut. Maka tidaklah
heran jika segenap pasukan yang berlaga di medan tempur berjumlah
sangat menakjubkan. Yaitu 18 akshauhini. Dengan rincian Pandawa
membawahi 7 Akshauhini tempur, sedangkan Kerajaan Kuru membawahi 11
Akshauhini tempur. Menurut sumber-sumber terjemahan Mahabharata asli,
jumlah mereka yang bertempur adalah : Pandawa memiliki 1,530,900
prajurit dan Kaurawa membawa 2,405,700 prajurit. Jika digabungkan,
terdapat 3,94 juta orang yang bertempur di medan perang Kuruksetra.
Apa Yang dimaksud Akshauhini ?
Akshauhini adalah satuan jumlah prajurit dalam kemiliteran India Kuno, 1 Akshauhini bernilai : 21,870 kereta perang (Sanskrit ratha);
21,870 gajah perang; 65,610 cavalery dan 109,350 infantry, jumlahnya
tidak harus tepat, tetapi mendekati itu. Disebutkan bahwa 1 Akshauhini
adalah standar jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah Vyuha.
Apa itu Vyuha ?
Vyuha berarti formasi tempur, ada bermacam macam vyuha yang dikenal pada zaman itu, antara lain : Krauncha vyuha (burung formation), Makara vyuha (buaya formation), Kurma vyuha (kura-kura formation), Trishula vyuha (trisula formation), Chakra vyuha (bentuk cakra formation) and the Padma vyuha (teratai formation).
Apa yang dimaksud Samsaptaka ?
Samsaptaka
adalah sebutan bagi pasukan elite khusus yang dipimpin oleh Raja
Susarma, terdiri dari 2000 ksatria tangguh serta 50 pangeran dari negeri
Trigarta. Trigarta merupakan sekutu lama Kekaisaran Kuru ( lihat Peta
). Pasukan Samsaptaka bergabung kedalam 2,4 juta pasukan yang mengabdi
pada Duryodana dalam perang Bharatayudha. Pasukan Samsaptaka dibentuk
secara khusus untuk membunuh Pandawa yang paling perkasa, Arjuna. Selama
peperangan, ke dua ribu anggota Samsaptaka memang hanya menyerang
Arjuna seorang. Mereka menyerang secara keroyokan, dan menganut motto
“membunuh atau dibunuh Arjuna”. Setelah perang usai, tidak seorangpun
dari para Samsaptaka yang lolos dari panah Arjuna.
Siapa Bhagadatta itu ?
Bhagadatta
adalah raja dari monarki Pragjyotisha (lihat Peta ) letaknya kira kira
disekitar Bangladesh sekarang. Menurut sumber-sumber terpercaya,
kekuasaan kerajaan Pragjyotisha bahkan sampai ke asia tenggara, antara
lain Thailand sekarang. Dan wilayah ini memang penghasil gajah gajah
yang besar dan sehat. Bhagadatta memimpin garnisun dari puluhan ribu
gajah yang mengerikan. Gajah perang sang raja bernama Surpreetika.
Bhagadatta dan kerajaan Pragjyotisha-nya diklaim sebagai petarung
terbaik dalam hal seni berperang menggunakan gajah perang, mereka
bukanlah negeri taklukan Kekaisaran Kuru, namun dianggap sekutu yang
kuat. Bhagadatta sendiri dibunuh oleh Arjuna dalam duel satu lawan satu
di hari ke 13 perang.
Siapa Sebenarnya Gatotkacha ?
Gatotkacha
dikisahkan sebagai anak Bhima dengan Hidimbi. Secara khusus Maharsi
Vyasa sang penulis Mahabharata tidak merinci tempat kelahiran
Gatotkacha. Hanya saja tercantum bahwa setelah dewasa dia menikah dengan
wanita bernama Ahilawati dan mempunyai putra bernama Barbarika.
Gatotkacha dianggap sebagai bangsa Raksasa, hal ini secara logika berari
tempat kelahiran Gatotkacha berada diluar India. Karena bangsa Arya
selalu menggolongkan bangsa diluar (apalagi yang lebih rendah
peradabannya atau norma kesusilaannya, seperti kanibalisme,) sebagai
bangsa Raksasa Jika menilik pertemuan antara Bhima dengan Hidimbi
terjadi saat Pandawa pergi mengasingkan diri dari Bharatavarsa
(Kekaisaran Kuru) kearah timur, dan melewati negeri gajah Pragjyotisha
(lihat peta letak Pragjyotisha), ada kemungkinan mereka sampai di
Indonesia. Nama Pringgadani sendiri (sebagai ibu kota kerajaan para
bangsa “Raksasa” milik Gatotkacha ) tidak ditemukan dalam literatur peta
sejarah India kuno. Pada kelanjutannya Pringgadani sendiri bukanlah
sebuah kota, kemungkinan hutan (ingat Bhima bertemu dengan Hidimbi di
Hutan, ini berarti peradaban bangsa “raksasa” ,-bahkan sampai masa
kelahiran Gatotkacha pun,-sepertinya belum bisa membuat sebuah kota
yang maju seperti bangsa arya di Industan, kemungkinan besar mereka
masih tinggal di permukiman-permukiman didekat hutan ). Uniknya kata
Pringgadani sendiri terdiri dari dua kata yaitu Pringga dan Dani, Pringga sendiri berarti hutan/ bukit, dalam bahasa jawa kuno.
Dalam Perang Kuruksetra, Batalion pasukan Kaurava 2,4 juta pasukan dibandingkan 1,5 juta pasukan Pandava, tetapi kenapa Kaurava bisa kalah ?
Ada kajian penting yang harus dikemukakan disini, Perang bharatayudha memang benar-benar terjadi di masa lampau, walaupun waktu kejadiannya belum dapat dipastikan.
- Banyak dari Pasukan Kaurava terdiri dari pasukan bayaran dan bukan pasukan yang mengabdi secara moral kepada Duryodana pemimpin para Kaurava.
Pasukan Inti kaurava :
a. Pasukan Istana Kuru,
terdiri dari 2 Akshauhini (200.000 infantri, 140.000 cavalery, 35.000
kereta perang, 40.000 gajah perang. Dipimpin oleh Bhisma, Drona, Kripa,
Karna, Ashvatama, Duryodana, Bahlika, Sakuni dan sanak keluarganya
Istana Kuru. Ini merupakan inti pasukan Kaurava yang siap mati membela
Duryodana.
b. Pasukan Trigarta, 2000 pasukan elite Samsaptaka, 50 noble warrior, 50.000 sampai 70.000 infanri, 30.000 cavaleri.
c.
Pasukan Anga. Provinsi terbesar Kekaisaran Kuru di timur. Dipimpin
oleh Karna. Anga menyuplai 1 Akhsauhini pasukan untuk Duryodana.
Sayangnya mereka baru bisa bergabung setelah jatuhnya Panglima
tertinggi Kaurava, Bhisma dihari ke 10.
d. Pasukan
Persia dari Bahlika (negeri Puru). Seperti yang terurai diatas, negeri
Bahlika merupakan tanah leluhur Pangeran Pururava Aila leluhur Wangsa
Candra. Bahlika memutuskan untuk membela Istana Kuru walaupun itu
berarti mereka harus membela Duryodana. Pasukan Persia ini dikisahkan
lebih banyak memiliki heavy cavaleri tangguh (kelak memang kekaisaran
persia akan terkenal dengan pasukan berkuda Kathaprak-nya). Jumlah
pasukan yang disumbangkan 1 Akhsauhini. 150.000 prajurit. 50.000
cavaleri tempur (heavy cavaleri) 10.000 Hashasim (pasukan elit
bersenjata panah, yang sempat menyerang pasukan Satyaki di perang
Bharatayudha)
e. Pasukan negeri Sindhu. Negeri ini
sangat subur dan maju. Dipimpin oleh Jayadratha, negeri Sindhu
merupakan sekutu favourit Kaurava, disamping itu Jayadrata merupakan
suami Dussala adik Duryodana. Mereka menyumbang 1 Akshauhini tempur
lengkap. 150.000 infantri, 30.000 gajah, 30.000 kereta perang, 60.000
cavaleri.
f. Pasukan negeri Gandara. Pasukan ini
disumbangkan oleh Sakuni yang licik. Dikisahkan negeri Gandara adalah
penghasil gajah dan kuda terbaik. Pasukan gajah mereka ikut tercatat
dalam perang Mahabharata. Tidak ada catatan resmi berapa banyak pasukan
yang disumbangkan Sakuni dalam perang ini. Namun sebagai negeri yang
Inferior. Dan menilik pangkat Sakuni hanya Ardharathika maka jumlah
pasukannya mungkin sekitaran 50.000 prajurit, 10.000 cavaleri, dan
10.000 kereta perang dan gajah perang.
Pasukan Negeri Taklukan :
g.
Pasukan provinsi Avanti, penguasa India tengah. Provinsi ini, sama
seperti Anga di timur merupakan provinsi-provinsi Kuru yang kuat. Tidak
disebutkan secara menonjol siapa saja yang memimpin pasukan dari India
tengah ( madyadesa ). Namun diperkirakan mereka menyumbang 1
Akshauhini. 150.000 prajurit, 30.000 kereta perang, 30.000 gajah perang,
dan 70.000 cavaleri.
Pasukan Sukarelawan :
h.
Pasukan Negeri Madra. Madra sebenarnya merupakan sekutu Pandava, namun
secara licik Duryodana telah menipu rajanya, yaitu Salya untuk
bergabung dengannya. Salya sendiri merupakan kakak dari Madri ibu se
kembar Nakula dan Sahadheva. Negeri ini dikisahkan sebagai salah satu
negeri besar yang tidak berada di lingkaran kekuasaan Kuru. Mereka
Independen dan kuat. Membawa sekitar 1 Akshauhini tempur lengkap.
Mereka merupakan salah satu yang tertangguh di India saat itu. Namun
mereka bertarung setengah hati.
i. 10.000 pasukan
Narayani. Merupakan pasukan elit dari negeri Dwaraka. Saat Krisna
dipilih oleh Arjuna sebagai kusir kereta perangnya. Kaurava kebagian
10.000 pasukan Narayani. Sebagai pasukan elit, kiprah mereka kurang
terdengar dalam perang Mahabharata, ada kemungkinan mereka bertempur
separuh hati.
j. Pasukan gajah negeri Pragjyotisha.
Dipimpin oleh Bhagadatta yang agung berkekuatan 1 Akshauhini, (100.000
prajurit infantri, 40.000 gajah perang, 20.000 cavalery, 30.000 kereta
perang). Bhagadatta sendiri sebenarnya adalah sahabat Pandu, ayah para
Pandava.
k. Pasukan negeri Kekaya. Kemungkinan Negeri
ibu dari Bharata (Adik Rama dalam Mahabharata). Negeri ini besar dan
kuat. Uniknya negeri Kekaya membagi pasukannya sama rata. Mereka
membantu keduanya, Pandava dan Kaurava. Ada kemungkinan telah terjadi
pertalian darah antara Istana Kuru dengan negeri ini.
Pasukan bayaran ( Serdadu Mlecha ):
l.
Pasukan Phalanx dari Ionia ( Yunani ). Orang orang Bharatavarsa
(India kuno) sering menyebut mereka dengan sebutan Yavana. Pasukan ini
tergabung dalam barisan batalion “ Mlecha “ yang berarti serdadu asing.
Pasukan ini pada awal-awal perang ditugaskan menjaga kereta tempur
Bhisma dari jangkauan Arjuna. Dengan bersenjatakan tombak, pasukan ini
merupakan lawan yang paling dibenci para penunggang kuda maupun kereta
perang. Namun merupakan sasaran empuk bagi penunggang gajah maupun
pemanah.
m. Pasukan China. Mereka datang dengan panah dan lembing. Dikisahkan sebagai pasukan yang lemah hati dan tidak berbahaya. Tidak banyak dikisahkan kehebatan pasukan China dalam perang Mahabharata.
n. Sarka, Pishaka, Gandarwa, dan banyak
lagi suku bangsa yang mengabdi pada Duryodana pada masa itu merupakan
negeri negeri yang berada diluar negeri Bharatavasra. Jika
dihitung-hitung dari 2,4 juta pasukan Kaurava, sekitar 60-65 % nya
merupakan pasukan bayaran dan sukarela. Sekitar 35 % dari itu memang
benar-benar pasukan asli dari negeri Kuru yang mau tidak mau membela
Duryodana. Ini berarti jumlah mereka yang sebenarnya hanya 900.000
prajurit.
Bandingkan dengan Pandava yang memiliki 1,5 juta
pasukan namun semuanya setia kepada mereka. (karena semuanya didapatkan
dari karisma dan kebajikan Yudistira, serta hasil penaklukan Arjuna
diwilayah wilayah selatan, sehingga dirinya mendapatkan sebutan
Dananjaya ( lihat peta negeri-negeri pendukung perang Mahabharata )
1. Arjuna menggembosi Kekuatan Kekaisaran Kuru di selatan.
Sebelum
perang terjadi, Yudistira mengutus adiknya, Arjuna, untuk menaklukan
negeri negeri didaerah selatan untuk mendapatkan pengakuan dan pasukan
mereka pada perang besar Bharatayudha. Pada zaman itu, prajurit dari
suatu negeri akan bersumpah setia kepada seorang raja apabila orang
tersebut mampu mengalahkan petarung terbaik dari negeri mereka dalam
duel satu lawan satu. Dan tepat pada waktunya, Arjuna berhasil
mengumpulkan 1,5 juta orang untuk berperang dibawah panjinya. Sebelumnya
negeri-negeri di daerah selatan umumnya merupakan taklukan Istana
Kuru.
2. Para Panglima Kuru Bertarung Setengah Hati
Tiga
orang terbaik dalam Pasukan Kaurava yaitu Bhisma, Drona, dan Karna
enggan membunuh Pandava karena mereka menyayangi Pandava. Karna
sekalipun berjanji akan membunuh Arjuna, tetapi dia mengampuni
nyawa-nyawa Bhima, Yudistira, Nakula, dan Sahadeva yang telah dia
taklukan. hal ini memberikan kerugian yang jelas sangat besar bagi
Kaurava.
3. Semua Panglima Pasukan Kuru dibunuh secara curang.
Bhisma,
Drona, Karna, Salya semuanya merupakan panglima perang Duryodana yang
termasyur, namun kesemuanya tewas bukan oleh kalahnya mereka dalam duel
tanding namun karena faktor kecurangan semata. Bhisma meletakan
senjata saat berhadapan dengan Shikandi, Drona dibunuh saat meletakan
senjata karena sedih. (yudistira membohonginya dengan mengatakan anak
Drona, Ashvatama, telah tewas dalam perang),. Karna yang hebat terbunuh
bahkan saat dia tidak siap. Salya yang tak terkalahkan, bahkan
mengajari Yudistira cara membunuhnya saat Salya masih menjabat panglima
tertinggi pasukan Kuru yang tersisa.
Dengan melihat fakta-fakta
diatas, sebenarnya Duryodana dan Kaurava memang berada dalam garis
yang lebih inferior dibandingkan Pandava. Sudah sewajarnya dia kalah,
atau semestinya Duryodana menyadari hal itu dari awal dan tidak
melanjutkan perang.
SUMBER :
wikipedia.org
www.hindunet.org
cari-kata.blogspot.com
KRISHNA AVATARA
Oleh : Herry Adnyana
Pada suatu masa, saat Kangsa menjadi Raja di Kerajaan Matura.
Tersebutlah ia adalah seorang raja yang memimpin dengan angkuh, sombong,
dan serakah. Ia memiliki seorang sahabat yang bernama Basudewa dan
seorang adik yang bernama Devaki. Kangsa dan Basudewa telah lama
bersahabat, baik dalam suka maupun duka. Kangsa pun sangat mencintai dan
menyayangi adiknya. Dan untuk
memilihkan pasangan yang tepat bagi adiknya, maka Kangsa meminta
Basudewa untuk mendampingi adik kesayanganya. Walaupun Basudewa sudah
memiliki seorang istri yang bernama Dewi Rohini, namun titah raja tak
mungkin dapat ditolak. Oleh sebab itu, diiklaskanlah Basudewa untuk
memadukan dirinya.
Tibalah pada hari perayaan pernikahan Basudewa dan Devaki.
Perayaan
yang sangat meriah juga megah, seluruh undangan dan warga kerajaan
bersuka ria menari dan bernyanyi. Namun, kesukaan tersebut tiba-tiba
pecah dan rusak oleh perkataan dari seorang pendeta yang bernama Rsi
Senjasi. Beliau menyebutkan bahwa anak ke-8 dari Devaki akan membunuh
dan membinasakan Kangsa. Kebenaran akan peranyataan Rsi tersebut
dibuktikan dengan suara petir yang menggelegar, dan cepatnya pergerakan
awan di langit. Seketika itu juga berubahlah raut wajah Kangsa menjadi
marah dan ketakutan. Dan segera ia menitahkan para pengawalnya untuk
memenjarakan Rsi Senjasi di tempat orang kusta. Kangsa juga menitahkan
pengawalnya untuk memenjarakan sahabat setianya Basudewa dan adik
tercintanya Devaki di penjara bawah tanah.Tangisan Devaki dan nasehat
Basudewa tak dihiraukan lagi oleh Kangsa. Basudewa dan Devaki tetap akan
dipenjarakan sampai lahirnya anak ke-8 yang akan dibunuh Kangsa.
Ya,
Kangsa telah tenggelam dalam ketakutannya akan putra Devaki yang
diutus Dewa untuk membunuhnya. Sebab ia telah menitahkan prajuritnya
untuk melapor setip kali Devaki melahirkan. Walaupun ia berusaha
sembunyi dibalik kesombongannya, namun hal itu sia-sia saja, sebab
ajalnya tinggal beberapa langkah lagi. Sebenarnya, ia memiliki dugaan
yang salah pada sahabat dan adiknya. Kangsa sangat merasa kecewa karena
menduga sahabat setia dan adik tercintanya telah bersekongkol dengan
Dewa untuk membunuhnya. Hal itu sangat disayangkan, sebab jika ia sadar
dan mengerti alasan Dewa mengirimkan seseorang untuk membunuhnya, dan
berusaha untuk berbenah diri, mungkin pahala yang akan ia terima
sedikit lebih ringan. Tapi hal itu tidak terjadi, Kangsa tetap pada
kesombongan dan keserakahannya dan tak berubah.
Di saat
yang sama, Devaki sedang mengandung anaknya yang pertama. Ia meratp dan
menangis. Ia selalu mempertanyakan nasibnya kepada Basudewa, walau tak
ada jawaban yang pasti. Basudewa berusaha untuk menguatkan bathin
istrinya. Hal itu terus terjadi hingga tibalah hari kelahiran putra
pertama Devaki. Kangsa pun datang dengan pedang terhunus, setelah
mendapat laporan dari prajuritnya. Ia meminta putra tersebut pada
Devaki, dan tentunya Devaki menolak. Basudewa pun telah memohon agar
putranya tidak diambil, namun ia didorong sampai terjatuh, dan tak
dapat berbuat banyak. Hingga akhirnya, Kangsa mengambil putra tersebut
dengan paksa dan dilemparkannya ke tembok, sampai bayi tersebut tak
dapat bernafas lama di Bumi.
Devaki berteriak dan
menangis histeris, menyaksikan putra pertamanya dibunuh oleh kakaknya
sendiri. Basudewa pun meratap dan memandangi darah yang mengalir dari
tembok menuju mayat putranya yang telah kaku. Kangsa tertawa, karena
merasa telah menggagalkan langkah Dewata yang pertama. Namun
sesungguhnya, ia telah mentertawakan dirinya sendiri yang tinggal tujuh
langkah lagi akan bertemu dengan ajalnya. Hingga pada suatu hari Dewi
Rohini datang menghadap kepada Kangsa untuk meminta izin menjenguk
Devaki. Kangsa memberi izin kepada Dewi Rohini, dan meminta tolong
padanya untuk menghibur adiknya yang sebenarnya masih sangat
dikasihinya. Setibanya ia di penjara bawah tanah dan bertemu dengan
Basudewa dan Devaki, ia merasa sangat sedih. Mendengar cerita Basudewa
yang sudah kehabisan akal untuk menabahkan istrinya, hingga ia dimohon
untuk menghibur Devaki yang saat itu tengah mengandung putra ke-duanya.
Saat Dewi Rohini mendekati Devaki semakin menjadi-jadilah tangis Ibu
yang malang itu. Ia semakin teringat akan nasib buruk yang menimpanya.
Hingga bertutur katalah Dewi Rohini untuk mengiburnya, sampai menetes
pula air mata Dewi Rohini. Setelah Devaki agak tenang, pergi lah sudah
Dewi Rohini.
Hari kelahiran putra ke-dua Devaki telah
tiba, Kangsa pun datang dengan pedangnya. Tragedi itu kembali terjadi.
Beturut-turut sampai pada anak ke-6 Devaki. Sampai-sampai kering terasa
air mata Devaki dan Basudewa, mengiringi keenam putranya yang
meninggalkan dunia sesaat setelah mereka lahir. Saat Devaki mengandung
putra ke-7nya Dewi Rohini datang untuk menjenguk kembali. Karena saking
sedihnya Dewi Rohini mendengar cerita Devaki, ia ingin mengambil dan
merawat janin yang sedang dikandung oleh Devaki. Tentunya Devaki
mengizinkan janinnya diambil oleh orang yang tepat seperti Dewi Rohini.
Mendengar
tak adanya tanda-tanda kelahiran putra ke-7 dari Devaki, Kangsa pun
bingung. Tapi itu tak terlalu dipermasalahkan olehnya karena yang ia
perlukan adalah membunuh putra ke-8 Devaki. Tak beberapa bulan kemudian
Devaki telah mengandung putranya yang ke-8. Ia hanya berharap agar
ramalan Rsi Senjasi itu benar-benar terjadi, agar pengorbanannya selama
ini tidak sia-sia. Basudewa pun berharap demikian. Devaki mengisi masa
kehamilannya dengan terus menangis dan meratap. Basudewa juga
kebingungan harus bagaimana lagi menguatkan bathin istrinya dan dirinya
yang sedang diberikan tanggung jawab yang sangat berat oleh Dewata.
Tibalah detik-detik kelahiran putra Devaki yang ke-8. Petir
menyambar-nyambar, halilintar yang menggelegar semakin mengheningkan
suasana. Tiba-tiba pada mlam yang gelap itu, terdapat sebuah cahaya yang
terang yang memasuki penjara bawah tanah tempat akan lahirnya putra
ke-8 Devaki. Sesaat kemudian lahirlah Shri Kresna ke dunia ini.
Terdengarlah dari langit, Dewata bersabda, ’’Wahai Basudewa, putramu ini
adalah utusan dari Dewa untuk membinasakan Kangsa karena kesombongan
dan keserakahannya. Bawalah putra ini pada sahabatmu Raja Nanda di
Gokula, ia akan merawat anakmu dengan baik!”. Seusainya Dewata bersabda,
tiba-tiba lepaslah rantai yang mengikat tubuh Devaki dan Basudewa.
Bergegaslah Basudewa untuk membawa putranya ke Gokula dan akan
diserahkan pada Raja Nanda. Begitu Basudewa mendekati pintu penjara,
tiba-tiba dengan ajaibnya pintu itu terbuka sendiri dan para pengawal
pingsan seketika. Segeralah Basudewa berangkat menuju Gokula, dengan
membawa putranya yang lahir pada hari Rabu tengah malam dengan bintang
Sing. Basudewa terus berjalan menembus gelapnya malam, yang disertai
dengan hujan badai yang menggoyang-goyangkan tumbuhan seakan memberi
salam pada putranya.
Dengan menyeberangi Sungai Yamuna,
yang cukup dalam ia sampai di Negeri Gokula, dan bergegas menuju rumah
Raja Nanda. Sesampainya disana ia disambut dengan sangat baik oleh Raja
Nanda. Raja Nanda kemudian mengambil Shri Kresna dari Basudewa, dan
menukarnya dengan putrinya yang juga baru saja dilahirkan oleh istrinya
Yasoda akan tetapi tidak dirasakan oleh Yasoda. Basudewa sempat menolak
karena ia tak rela mengorbankan putri sahabatnya demi putranya. Namun
karena Raja Nanda mendesaknya, maka dibawalah putri yang tak berdosa
itu. Hingga sampailah ia di penjara bawah tanah dan menceritakan
persoalan putri tersebut pada istrinya. Istrinya merasa kasihan dan
mengecup putri tersebut. Setelah Basudewa kembali masuk, keadaan kembali
seperti semula, rantai yang mengikat dan pintu yang terkunci, serta
pengawal yang beranjak sadar. Salah satu dari pengawal tersebut segera
bergegas dan melapor pada Kangsa mengenai Devaki melahirkan seorang
putri. Mendengar kabar tersebut, Kangsa tertawa saking senangnya, karena
mengganggap Dewata merasa takut dantidak jadi mengirimkan putra
sebagai utusan untuk membunuhnya. Akan tetapi, ia tetap berkeinginan
untuk membunuh putri tersebut dan segera mendatangi adik dan sahabatnya
di penjara bawah tanah. Bayi putri tersebut ditarik dari tangan
Devaki. Namun ketika akan dilemparkan ke tembok bayi putri tersebut
melayang dan berubah menjadi Dewi Durgha Yogmaya. Dan bersabda, ”Aku
bukanlah tantanganmu. Kau tak akan mati jika Aku hidup. Namun, yang
akan mencabut nyawamu telah lahir, bersiaplah!”, mendengar sabda
tersebut semakin terlihatlah ketakutan yang terpancar dari wajah
Kangsa. Kemudian Dewi Yogmaya menghilang dan kelak, Beliiau akan lahir
mnjadi Dewi Subadra putra Basudewa dan Rohini dan mnjadi adik Shri
krishna
Sementara Yasoda dan Raja Nanda merawat putra ke-8 dari Devaki dan Basudewa hingga beranjak dewasa dan menjalankan titah untuk memusnahkan Kangsa
MASA KECIL DAN REMAJA
Kresna
dibesarkan oleh Nanda dan Yasoda, anggota komunitas penggembala sapi
yang ada di Vrindavana. Kisah masa kanak-kanak dan remaja Kresna
menceritakan bagaimana ia menjadi seorang penggembala sapi, tingkah
nakalnya sebagai makhan chor (pencuri mentega), kegagalan
Kangsa dalam membunuhnya, dan perannya sebagai pelindung rakyat
Vrindavana. Pada masa kecilnya, Kresna telah melakukan berbagai hal
yang menakjubkan. Ia membunuh berbagai raksasa—di antaranya Putana
(raksasa wanita), Kesi (raksasa kuda), Agasura (raksasa ular) yang
diutus oleh Kangsa untuk membunuh Kresna. Ia juga menjinakkan naga
Kaliya, yang telah meracuni air sungai Yamuna dan menewaskan banyak
penggembala. Dalam kesenian Hindu, seringkali Kresna digambarkan sedang
menari di atas kepala naga Kaliya yang bertudung banyak. Jejak kaki
Kresna memberi perlindungan kepada Kaliya sehingga Garuda musuh para
naga—tidak akan berani menganggunya.
Kresna dipercaya mampu
mengangkat bukit Gowardhana untuk melindungi penduduk Vrindavana dari
tindakan Indra, pemimpin para dewa yang semena-mena dan mencegah
kerusakan lahan hijau Gowardhana. Indra dianggap sudah terlalu besar
hati dan marah ketika Kresna menyarankan rakyat Vrindavana untuk
merawat hewan dan lingkungan yang telah menyediakan semua kebutuhan
mereka, daripada menyembah Indra setiap tahun dengan menghabiskan
sumber daya mereka.
Kisah permainannya dengan para gopi (wanita pemerah susu) di Vrindavana, khususnya Radha (putri Wresabanu, salah seorang penduduk asli Vrindavana) dikenal sebagai Rasa lila dan diromantisir dalam puisi karya Jayadeva, penulis Gita Govinda.
KHRISNA DAN BALARAMA'
Oleh : Ratih Asmarani
Balarama dan Krishna merupakan saudara kandung, namun dikarenakan untuk melindungi takdir kelahiran Balarama, janin ke 7 yang dikandung oleh Devaki dipindahkan ke Rohini (istri pertama Vasudeva) alhasil, Balarama lahir sebagai kakak tiri Krishna dari ibu Rohini.
Kedua saudara yang lahir terpisah ini akhirnya dapat tumbuh bersama di Vrindavan bersama para gopi dan anak-anak gembala sapi. Secara karakter Balarama sangat berbeda dengan Krishna. Balarama dikenal sebagai orang yang tempramental,pendiam, simple,tidak mudah tersenyum, emosinya mudah naik namun mudah juga turun. Lain dengan Krishna yang selalu tenang, senang tersenyum, dan bertutur kata halus namun penuh teka-teki.
Secara fisik mereka juga sangat berbeda. Balarama berkulit putih pucat, berambut lurus, sedangkan sedangkan Krishna memiliki kulit biru gelap dan berambut keriting. Pakaian yang mereka kenakan juga berbeda, Balaraman dikenal selalu mengenakan kain berwarna biru sedangkan Krishna berwarna kuning. Balarama membawa bajak dan gada menandakan kekuatan fisik, dan Krishna membawa seruling dan cakra menandakan kekuatan spiritual.
Tidak hanya sampai disana, Balarama dan Krishna memiliki perbedaan pendapat dalam hal Pandawa dan Kurawa. Balarama lebih berpihak pada Duryodana sebagai murid kesayangannya, sedangkan Krishna berpihak pada Pandawa khususnya Arjuna. Usaha Balarama untuk menyatukan klan Yadawa dan Kurawa selalu digagalkan oleh Krishna.
Apapun perbedaan yang didapat dari kedua bersaudara ini, Balarama tetap tidak bisa berkutik di depan Krishna. Rasa sayang yang ada dalam diri Balarama terhadap adiknya lebih besar dibanding keinginan pribadinya. Inilah yang membuat Balarama mendengarkan apa yang dikatakan Krishna walaupun ia adalah kakak tertua dan pada akhirnya mengikuti apa yang disarankan oleh adik tersayangnya, Krishna.
Keterikatan Balarama terhadap Krishna tidak lepas dari silsilah reincarnasi keduanya. Krishna merupakan reinkarnasi dewa Wisnu, dan Balarama merupakan reinkarnasi Adi Shesha ular tempat dewa Wisnu beristirahat. Adi Shesha juga menemani dewa Wisnu dalam reinkarnasi sebagai Laxmana adik Sri Rama, reinkarnasi dewa Wisnu.
Pada akhirnya, representasi kepribadian yang digambarkan oleh Krishna dan Balarama tidak dapat terpisahkan dan saling mengimbangi. Balarama merupakan representasi kekuatan fisik, dan emosi yang berapi-api. Krishna merupakan representasi kekuatan spiritual, ketenangan pikiran yang mengalir bagaikan air. Keduanya amat berbeda namun saling membutuhkan dan saling melengkapi sehingga terbentuk keseimbangan dalam satu keutuhan.
Sumber : Ranjit More, Arjunsakha Das, dan Anirudh Singh (Devlok,12 September 2010)
Bagaimana
sih hubungan antara Radha dan Krishna? Radha itu siapanya Krishna?
Penjelasan ini ada dalam Brahma Vaivarta Purana, Garga Samhita, dan
Brihad Gautamiya Tantra.
Siapa itu Radha ?
KHRISNA DAN BALARAMA'
Oleh : Ratih Asmarani
Balarama dan Krishna merupakan saudara kandung, namun dikarenakan untuk melindungi takdir kelahiran Balarama, janin ke 7 yang dikandung oleh Devaki dipindahkan ke Rohini (istri pertama Vasudeva) alhasil, Balarama lahir sebagai kakak tiri Krishna dari ibu Rohini.
Kedua saudara yang lahir terpisah ini akhirnya dapat tumbuh bersama di Vrindavan bersama para gopi dan anak-anak gembala sapi. Secara karakter Balarama sangat berbeda dengan Krishna. Balarama dikenal sebagai orang yang tempramental,pendiam, simple,tidak mudah tersenyum, emosinya mudah naik namun mudah juga turun. Lain dengan Krishna yang selalu tenang, senang tersenyum, dan bertutur kata halus namun penuh teka-teki.
Secara fisik mereka juga sangat berbeda. Balarama berkulit putih pucat, berambut lurus, sedangkan sedangkan Krishna memiliki kulit biru gelap dan berambut keriting. Pakaian yang mereka kenakan juga berbeda, Balaraman dikenal selalu mengenakan kain berwarna biru sedangkan Krishna berwarna kuning. Balarama membawa bajak dan gada menandakan kekuatan fisik, dan Krishna membawa seruling dan cakra menandakan kekuatan spiritual.
Tidak hanya sampai disana, Balarama dan Krishna memiliki perbedaan pendapat dalam hal Pandawa dan Kurawa. Balarama lebih berpihak pada Duryodana sebagai murid kesayangannya, sedangkan Krishna berpihak pada Pandawa khususnya Arjuna. Usaha Balarama untuk menyatukan klan Yadawa dan Kurawa selalu digagalkan oleh Krishna.
Apapun perbedaan yang didapat dari kedua bersaudara ini, Balarama tetap tidak bisa berkutik di depan Krishna. Rasa sayang yang ada dalam diri Balarama terhadap adiknya lebih besar dibanding keinginan pribadinya. Inilah yang membuat Balarama mendengarkan apa yang dikatakan Krishna walaupun ia adalah kakak tertua dan pada akhirnya mengikuti apa yang disarankan oleh adik tersayangnya, Krishna.
Keterikatan Balarama terhadap Krishna tidak lepas dari silsilah reincarnasi keduanya. Krishna merupakan reinkarnasi dewa Wisnu, dan Balarama merupakan reinkarnasi Adi Shesha ular tempat dewa Wisnu beristirahat. Adi Shesha juga menemani dewa Wisnu dalam reinkarnasi sebagai Laxmana adik Sri Rama, reinkarnasi dewa Wisnu.
Pada akhirnya, representasi kepribadian yang digambarkan oleh Krishna dan Balarama tidak dapat terpisahkan dan saling mengimbangi. Balarama merupakan representasi kekuatan fisik, dan emosi yang berapi-api. Krishna merupakan representasi kekuatan spiritual, ketenangan pikiran yang mengalir bagaikan air. Keduanya amat berbeda namun saling membutuhkan dan saling melengkapi sehingga terbentuk keseimbangan dalam satu keutuhan.
Sumber : Ranjit More, Arjunsakha Das, dan Anirudh Singh (Devlok,12 September 2010)
RADHA KHRISNA
Oleh : Herry Adnyana
Siapa itu Radha ?
Radha
adalah putri Vrishbhanu gurjar. Ia adalah raja Suchandra di kehidupan
sebelumnya. Suchandra dan istrinya telah memperoleh anugerah dari dewa
Brahma bahwa di saat Dwapara yuga , dewi Lakshmi akan lahir sebagai
putri mereka dalam bentuk Radha. Raja dan Ratu Suchendra Kalavati
dilahirkan kembali sebagai Vrishbhanu dan Kirtikumari dan dewi Lakshmi
menjelma sebagai Radha .
Dikatakan bahwa saat Radha lahir, ia tidak mau membuka matanya. Kemudian Sri Narada Muni datang menemui Vrishbhanu dan memberitahunya , "Gadis ini adalah penjelmaan dewi keberuntungan. Ia hanya akan membuka matanya jika penjelmaan dari suaminya hadir di hadapannya. Pertemukanlah ia dengan putra Nanda. Setelah mereka bertemu maka keberuntungan dan kebahagiaan akan selalu menyertai dunia ini. Dan rawatlah ia layaknya engkau merawat dunia." Sesuai dengan saran Narada Muni itu, Vrishbhanu merawat Radha dengan cinta dan kasih sayang. Nanda yang tinggal di desa terdekat berteman dengan Vrishbanu. Setelah festival Holi ; Vrishbanu pergi ke Gokul untuk bertemu Nanda. Vrishbanu mengajak serta Radha yang masih bayi dan masih tidak mau membuka matanya. Vrishbanu yang sedang menggendong Radha bertatap muka dengan Nanda yang juga sedang menggendong Krishna. Saat itulah Radha dengan seketika membuka matanya dan melihat Krishna yang ada di hadapannya. Pertemuan ini adalah pertemuan pertama Radha dan Krishna.
Hubungan Radha Krishna
Cinta Radha terhadap Krishna merupakan cinta spriritual. Cinta dan pengabdian Radha kepada Krishna melebihi cinta dan pengabdian material. Cinta Radha merupakan cinta yang tulus tanpa memandang status apapun. Bagi Radha, Krishna adalah kehidupannya. Bagi Krishna, Radha adalah jiwanya. Itulah sebabnya dikatakan, " Atma Tu Radhika Tasya " ( Radha , Engkau adalah jiwa-Nya ). Radha menempatkan dirinya sebagai seorang pemuja/penyembah Krishna dan dalam bentuk kedua dia adalah pemuja yang dikhususkan oleh Krishna. Vrishbhanu adalah inkarnasi parsial Dewa Vishnu sementara ibunya Kalavati adalah inkarnasi parsial Dewi Laksmi.
Dalam Brihad - Gautamiya Tantra , Radha digambarkan sebagai berikut : " Srimati Radharani adalah mitra langsung dari Sri Krishna. Dia adalah tokoh sentral untuk semua dewi keberuntungan. Dia memiliki semua daya tarik untuk menarik keberuntungan dan kebahagiaan."
Dalam pikiran Radha hanya ada Krishna. Setiap tindakannya akan dipersembahkan kepada Krishna. Krishna pun membalas dengan menyatukan jiwanya dengan Radha. Kemanapun Radha pergi akan selalu diikuti oleh Krishna. "Aku tidak akan pergi dari mu. Engkau dan aku adalah Satu. Kemanapun engkau pergi. Dimanapun namamu disebutkan, namaku akan ada dibelakangmu." Oleh sebab itu, kita semua mengenal nama "Radha Krishna" bukan "Krishna Radha".
Akhir dari Radha
Dalam berbagai sumber di kisahkan apa yang terjadi kepada Radha ketika Krishna meninggalkan Vrindavan dan tinggal di Mathura. Dalam sumber2 tersebut menjelaskan hal yang berbeda2. Ada yang menjelaskan bahwa setelah Krishna meninggalkan Vrindavan, Radha dengan susah payah kembali ke kehidupan normalnya yakni menikah dan mempunyai anak, namun pikirannya terus berpusat kepada Krishna. Radha melihat suaminya sebagai Krishna dan melayaninya bagaikan ia melayani Krishna.
Ada pula yang menjelaskan bahwa semenjak kehilangan Krishna, Radha menjadi gila akan kerinduannya dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia meminta kepada dewi sungai Yamuna untuk mengijinkannya menenggelamkan diri. Dan hal itupun terjadi. Namun krn cintanya kepada Krishna ia terlahir kembali menjadi salah satu istri Krishna yakni Satyabhama
Diluar semua itu, akhir dari Radha yang sebenarnya adalah menyatu dengan Krishna (apapun bentuknya) di Vrindavan. Krishna selamanya tidak akan pernah meninggalkan Vrindavan, dan sebagaimana yang dijanjikan oleh Krishna, walaupun secara fisik mereka tidak saling berdekatan, jiwa mereka selalu bersama. Kemanapun Radha pergi akan selalu di ikuti oleh Krishna. Radha dan Krishna adalah Satu.
Dikatakan bahwa saat Radha lahir, ia tidak mau membuka matanya. Kemudian Sri Narada Muni datang menemui Vrishbhanu dan memberitahunya , "Gadis ini adalah penjelmaan dewi keberuntungan. Ia hanya akan membuka matanya jika penjelmaan dari suaminya hadir di hadapannya. Pertemukanlah ia dengan putra Nanda. Setelah mereka bertemu maka keberuntungan dan kebahagiaan akan selalu menyertai dunia ini. Dan rawatlah ia layaknya engkau merawat dunia." Sesuai dengan saran Narada Muni itu, Vrishbhanu merawat Radha dengan cinta dan kasih sayang. Nanda yang tinggal di desa terdekat berteman dengan Vrishbanu. Setelah festival Holi ; Vrishbanu pergi ke Gokul untuk bertemu Nanda. Vrishbanu mengajak serta Radha yang masih bayi dan masih tidak mau membuka matanya. Vrishbanu yang sedang menggendong Radha bertatap muka dengan Nanda yang juga sedang menggendong Krishna. Saat itulah Radha dengan seketika membuka matanya dan melihat Krishna yang ada di hadapannya. Pertemuan ini adalah pertemuan pertama Radha dan Krishna.
Hubungan Radha Krishna
Cinta Radha terhadap Krishna merupakan cinta spriritual. Cinta dan pengabdian Radha kepada Krishna melebihi cinta dan pengabdian material. Cinta Radha merupakan cinta yang tulus tanpa memandang status apapun. Bagi Radha, Krishna adalah kehidupannya. Bagi Krishna, Radha adalah jiwanya. Itulah sebabnya dikatakan, " Atma Tu Radhika Tasya " ( Radha , Engkau adalah jiwa-Nya ). Radha menempatkan dirinya sebagai seorang pemuja/penyembah Krishna dan dalam bentuk kedua dia adalah pemuja yang dikhususkan oleh Krishna. Vrishbhanu adalah inkarnasi parsial Dewa Vishnu sementara ibunya Kalavati adalah inkarnasi parsial Dewi Laksmi.
Dalam Brihad - Gautamiya Tantra , Radha digambarkan sebagai berikut : " Srimati Radharani adalah mitra langsung dari Sri Krishna. Dia adalah tokoh sentral untuk semua dewi keberuntungan. Dia memiliki semua daya tarik untuk menarik keberuntungan dan kebahagiaan."
Dalam pikiran Radha hanya ada Krishna. Setiap tindakannya akan dipersembahkan kepada Krishna. Krishna pun membalas dengan menyatukan jiwanya dengan Radha. Kemanapun Radha pergi akan selalu diikuti oleh Krishna. "Aku tidak akan pergi dari mu. Engkau dan aku adalah Satu. Kemanapun engkau pergi. Dimanapun namamu disebutkan, namaku akan ada dibelakangmu." Oleh sebab itu, kita semua mengenal nama "Radha Krishna" bukan "Krishna Radha".
Akhir dari Radha
Dalam berbagai sumber di kisahkan apa yang terjadi kepada Radha ketika Krishna meninggalkan Vrindavan dan tinggal di Mathura. Dalam sumber2 tersebut menjelaskan hal yang berbeda2. Ada yang menjelaskan bahwa setelah Krishna meninggalkan Vrindavan, Radha dengan susah payah kembali ke kehidupan normalnya yakni menikah dan mempunyai anak, namun pikirannya terus berpusat kepada Krishna. Radha melihat suaminya sebagai Krishna dan melayaninya bagaikan ia melayani Krishna.
Ada pula yang menjelaskan bahwa semenjak kehilangan Krishna, Radha menjadi gila akan kerinduannya dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia meminta kepada dewi sungai Yamuna untuk mengijinkannya menenggelamkan diri. Dan hal itupun terjadi. Namun krn cintanya kepada Krishna ia terlahir kembali menjadi salah satu istri Krishna yakni Satyabhama
Diluar semua itu, akhir dari Radha yang sebenarnya adalah menyatu dengan Krishna (apapun bentuknya) di Vrindavan. Krishna selamanya tidak akan pernah meninggalkan Vrindavan, dan sebagaimana yang dijanjikan oleh Krishna, walaupun secara fisik mereka tidak saling berdekatan, jiwa mereka selalu bersama. Kemanapun Radha pergi akan selalu di ikuti oleh Krishna. Radha dan Krishna adalah Satu.
KRISHNA DAN BALARAMA DATANG KE MATHURA
Kresna
beserta Baladewa yang masih muda diundang ke Mathura untuk mengikuti
pertandingan gulat yang diselenggarakan Kangsa. Tujuan sebenarnya
adalah membunuh Kresna dengan dalih pertandingan gulat. Setelah
mengalahkan para pegulat Kangsa, Kresna menggulingkan kekuasaan Kangsa
sekaligus membunuhnya. Kresna menyerahkan tahta kepada ayah Kangsa,
Ugrasena, sebagai raja para Yadawa. Ia juga membebaskan ayah dan ibunya
yang dikurung oleh Kangsa. Kemudian ia sendiri menjadi pangeran di
kerajaan tersebut.
Kunti, bibi Kresna—menikah dengan Pandu dari
kerajaan Kuru dan memiliki tiga putra. Beserta dua putra dari
Madri,istri kedua Pandu—kelima putra Pandu disebut Pandawa. Maka dari
itu Kresna memiliki hubungan keluarga dengan para Pandawa, dan memiliki
hubungan yang istimewa dengan Arjuna, salah satu Pandawa.
Sebelum
berdirinya kerajaan Dwaraka, kota Mathura,kediaman keluarga Kresna
(Yadawa)—diserbu oleh Jarasanda, Raja Magadha karena dendam pribadi.
Penyerbuan tersebut berhasil diredam berkali-kali, namun Jarasanda
tidak menyerah. Kemudian Jarasanda dibantu oleh Kalayawana, yang
memiliki dendam pribadi terhadap klan Yadawa. Persekutuan tersebut
memaksa Kresna mengungsikan para Yadawa ke suatu wilayah di India Barat
yang menghadap Laut Arab (pada masa sekarang disebut Gujarat) dan
mendirikan sebuah kerajaan di sana, bernama kerajaan Dwaraka (secara
harfiah berarti "kota banyak gerbang").Setelah Dwaraka didirikan, Kresna
mengalahkan Kalayawana dengan suatu jebakan.
Kresna menikahi
Rukmini, putri dari kerajaan Widarbha, dengan cara kawin lari. Di tempat
lain, Sisupala, sepupu Kresna yang berencana melamar Rukmini menjadi
kecewa setelah mengetahui berita tersebut sehingga ia membenci Kresna.
Dari pernikahannya dengan Rukmini, Kresna memiliki putra bernama
Pradyumna.
PERMATA SYAMANTAKA
Pada
suatu ketika, Satrajit, kerabat jauh Kresna menerima permata
Syamantaka dari Dewa Surya. Kresna menyarankan agar permata itu
diserahkan kepada Ugrasena raja kaum Yadawa,namun Satrajit menolaknya.
Prasena, saudara Satrajit membawa permata itu saat berburu dan tidak
pernah kembali lagi. Satrajit menuduh Kresna telah membunuh Prasena
karena menginginkan permata itu. Untuk membersihkan nama baiknya,
Kresna melacak jejak Prasena. Akhirnya ia mendapati bahwa Prasena
telah dibunuh seekor hewan buas, dan permata Syamantaka tidak
ditemukan pada jenazahnya. Ia mengikuti jejak hewan yang membunuh
Prasena, hingga mendapati bangkai seekor singa. Ia tidak menemukan
permata Syamantaka ada pada bangkai tersebut. Akhirnya ia mengikuti
jejak pembunuh singa tersebut, dan sampai di kediaman seekor beruang
bernama Jembawan. Di tempat tersebut ia mendapati bahwa permata
Syamantaka tersimpan di sana.
Kresna meminta Jembawan menyerahkan
permata Syamantaka, namun permintaannya ditolak sehingga mereka
berkelahi. Setelah Jembawan menyadari siapa sesungguhnya Kresna, ia
menyerah dan menjelaskan bahwa ia mendapatkan permata itu dari seekor
singa. Ia pun menyerahkan permata Syamantaka beserta putrinya yang
bernama Jambawati untuk dinikahi Kresna. Setelah Kresna kembali dari
penyelidikannya, dan menyerahkan Syamantaka kepada Satrajit, maka
Satrajit merasa malu karena sudah berprasangka buruk terhadap Kresna.
Untuk memperbaiki hubungan di antara mereka, ia menikahkan putrinya
yang bernama Satyabama kepada KrsHna
PARA ISTRI KRISHNA
Dalam kitab Bhagawatapurana
diceritakan bahwa Narakasura dari kerajaan Pragjyotisha mengalahkan
Indra, pemimpin para dewa. Indra mengadukan hal tersebut kepada Kresna
sehingga Kresna menyerbu Pragjyotisha dengan angkatan perangnya.
Kresna berhasil mengalahkan Narakasura dan membebaskan 16.100 putri
yang ditawan oleh Narakasura. Menurut kitab Bhagawatapurana, Kresna menikahi 16.108 putri,[49][50] dan delapan di antaranya adalah yang terkemuka dan disebut dengan istilah Ashta Bharya
— yaitu Rukmini, Satyabama, Jambawati, Kalindi, Mitrawrinda, Nagnajiti,
Badra dan Laksana. Kresna menikahi 16.100 putri lainnya, yang
merupakan tawanan raksasa Narakasura, untuk mengembalikan kehormatan
mereka. Kresna berjasa karena membunuh raksasa tersebut dan
membebaskan mereka. Menurut adat sosial yang ketat pada masa itu,
seluruh wanita tawanan memiliki martabat rendah, dan tidak
memungkinkan untuk menikah, karena mereka di bawah kendali Narakasura.
Akan tetapi Kresna menikahi mereka untuk mengembalikan status mereka
di masyarakat. Pernikahan dengan 16.100 putri tawanan tersebut kurang
lebih merupakan rehabilitasi wanita massal. Dalam tradisi Waisnawa,
dipercaya bahwa para istri Kresna merupakan manifestasi Dewi
Laksmi—pasangan Dewa Wisnu—atau merupakan jiwa istimewa yang melewati
kualifikasi setelah menghabiskan banyak masa hidup dalam tapasya, sedangkan Satyabama, merupakan ekspansi dari Radha
PERAN KHRISNA DALAM MAHABHARATA
Oleh : Ugi Diranta
Dalam pertempuran Mahabharatha keseluruhan, Krishna adalah penyebab dari semua penyebab. Dia adalah tokoh (atau sutradara) untuk semua kejadian di dunia. Namun sebagai seorang yang cerdas yang memiliki anugerah sehingga mampu mencari segala kemungkinan dan mempergunakannya dengan efektif yang membuatnya hebat, Sri Krishna selalu menemukan celah dalam setiap anugerah yang dipunyai oleh seseorang dan mempergunakannya untuk menghancurkan orang tersebut. Akibatnya, Krishna menyarankan jalan keluar dimana anugerah kedua Jayadrata menjadi bumerang bagi dirinya, untuk melindungi Arjuna. Krishna tahu rahasia berbagai setiap orang yang dihadapi oleh Pandawa dalam Mahabharatha. Dia tahu anugerah dan kutukan yang dimiliki oleh berbagai individu. Dia tahu seni dalam setiap bentuk pemecahan masalah. Dia memiliki pengetahuan tentang semua Astras, termasuk bagaimana menetralisir senjata yang diberikan oleh dewata. Dia tahu kekuatan dan kelemahan setiap orang. Dia memanfaatkan kelemahan yang menyebabkan kejatuhan mereka dari waktu ke waktu.
Sebagian besar film pauranic berdasarkan Mahabharatha berpendapat bahwa Krishna menjadi penyebab untuk setiap peristiwa yang terjadi dalam Mahabharatha.
Tapi, hal yang harus dipahami bahwa dalam cerita Mahabharatha asli yang disusun oleh Abiyasa tidak pernah menyatakan hal itu tentang Krishna. Krishna adalah seorang yang tidak pernah campur tangan dalam masalah siapa pun atas kemauannya (inisiatif) sendiri.
Sebagai contoh, Krishna ikut campur dalam pertempuran Kurukshethra setelah Arjuna dan Duryodana secara sukarela datang untuk mencari bantuan darinya di Dwaraka. Dia memberikankan pasukan Narayani sena untuk Duryodana dan menyediakan dianya untuk menjadi kusir untuk Arjuna.
Krishna selalu menganggap perang sebagai pilihan terakhir. Dia melakukan segala upaya untuk menciptakan perdamaian antara Pandawa dan Korawa. Tapi, setelah perundingan perdamaian gagal dan mereka sepakat untuk menuju ke medan perang, maka ia menjadi seorang ahli strategi yang tanpa ampun.
Selanjutnya, adalah Gandari yang pertama kali mengatakan bahwa Krishna adalah penyebab kehancuran umat Kuru dan kemudian mengutuk Krisna.
Kemudian, orang luar mengaitkan penyebabnya di balik kemenangan Pandawa adalah karena kebijakan dan strategi yang diatur oleh Krishna. Seorang bijak bernama Utanka juga setuju pada Gandari bahwa Krishna memiliki kuasa untuk menghentikan pertumpahan darah di perang Kurukshetra. Ketika Utanka hampir mengutuki Krishna, maka Krishna mengungkapkan Wiswarupa nya (bentuk Universal) kepadanya. Orang bijak ini segera sadar bahwa Krishna merupakan inkarnasi dari Dewa Wisnu.
Penghancuran Korawa dan perlindungan terhadap Pandawa adalah suatu hal yang harus terjadi waktu itu dalam usaha menegakkan Dharma di bumi. Jadi, Utanka membatalkan kutukannya kepada Krishna. Dengan demikian, banyak orang termasuk Bisma percaya bahwa Krishna adalah alasan untuk segala sesuatu di dunia. Akibatnya di akhir Dwaparayuga, setiap masalah (atau perselisihan) baik digunakan untuk muncul dari Krishna atau akan mendapatkan penyelesaian melalui dia.
Sumber : FB Wayang Nusantara
SETELAH PERANG MAHABHARATA
Setelah perang usai, Yudistira diangkat sebagai Raja Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia memerintah selama 36 tahun. Sementara itu Kresna tinggal bersama kaumnya di Dwaraka. Karena Samba—putra Kresna—dan beberapa pemuda Yadawa telah mengolok-olok para resi yang mengunjungi Dwaraka, maka kaum Yadawa dikutuk agar hancur dengan menggunakan senjata gada yang dikeluarkan dari perut Samba. Atas perintah Ugrasena, senjata tersebut dihancurkan hingga menjadi debu lalu dibuang ke laut. Debu tersebut hanyut ke tepi pantai Prabasha dan tumbuh menjadi semacam tanaman rumput, disebut eruka.
Pada
suatu perayaan, kaum Yadawa mengunjungi Prabasha dan berpesta pora di
sana. Karena pengaruh minuman keras, mereka mabuk dan saling hantam.
Perkelahian pun berubah menjadi pembunuhan masal. Saat menyaksikan
kaumnya saling bunuh, Kresna menggenggam rumput eruka dan
melemparkannya ke tengah percekcokan tersebut yang mengakibatkan
ledakan hebat sehingga membunuh hampir seluruh kaum Yadawa yang ada di
sana. Setelah kehancuran kaumnya, Balarama meninggalkan tubuhnya dengan
cara melakukan Yoga. Sementara itu, Kresna memasuki hutan dan duduk di
bawah pohon untuk bermeditasi. Mahabharata menyatakan bahwa
seorang pemburu bernama Jara mengira sebagian kaki kiri Kresna yang
tampak sebagai seekor rusa sehingga ia menembakkan panahnya,
menyebabkan Kresna terluka secara fana, sampai berujung ke kematiannya.
Menurut sumber-sumber dari Purana,kepergian
Kresna menandai akhir zaman Dwaparayuga dan dimulainya Kaliyuga, yang
dihitung jatuh pada tanggal 17/18 Februari 3102 SM. Para guru aliran
Waisnawa, misalnya Ramanuja dan aliran Gaudiya Waishnawa memandang
bahwa tubuh Kresna seutuhnya merupakan tubuh spiritual sehingga tidak
akan pernah membusuk karena hal ini tampaknya merupakan perspektif
dalam Bhagawatapurana. Kresna tidak pernah disebut menua atau menjadi uzur dalam penggambaran secara historis dalam berbagai Purana,
meskipun telah melewati beberapa dasawarsa, tetapi ada alasan untuk
sebuah perdebatan apakah ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki tubuh
material, karena pertempuran dan deskripsi lain dari wiracarita Mahabharata
jelas menunjukkan indikasi bahwa ia tampaknya tunduk pada keterbatasan
alam.Sementara kisah pertempuran tampaknya menunjukkan keterbatasan, Mahabharatha
juga menceritakan berbagai kisah saat Kresna tidak tunduk pada
keterbatasan, seperti cerita ketika Duryodana mencoba untuk menangkap
Kresna namun tubuhnya memancarkan api yang menunjukkan semua ciptaan ada
dalam dirinya.
"Hari-hari terakhir Krishna"
di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh N. P Putra)
#catatan (mohon dengan sangat untuk tidak mengedit teks ini sembarangan, karena teks ini berdasarkan aslinya, jadi tidak dilebih-lebihkan ataupun dikurangi) suksma
(https://www.facebook.com/
- Setelah perang Bharatayudha, Krishna membawa Gandhari mengelilingi medan pertempuran Kurukshetra untuk menunjukkan tubuh-tubuh dari ke seratus anaknya yang telah meninggal. Setelah menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu, ia mengutuk Krishna : "Oh! Krishna, engkau adalah penyebab dari perang ini. Andaikata engkau tidak ikut serta dalam perang ini, anak - anakku akan masih hidup hari ini. Krishna, kamu dan keluargamu akan hancur dengan cara yang sama." Mendengar kutukan Gandhari, Krishna berkata : "Terima kasih, Ibu, Aku dengan senang menanti hari itu." Krishna mengatakan itu karena keluarganya sendiri telah menjadi beban bagi Ibu Pertiwi, karena tindakan-tindakan jahat meraka yang memang pantas untuk satu penghancuran. Krishna kembali ke ketanah kerajaannya, Dwaraka, setelah penobatan Yudhistira, sulung dari Pandawa.
- Suatu hari, ketika Sapta Rsi yang agung (tujuh Rsi yang hidup abadi), melewati Dwaraka, beberapa orang anak muda dari kaum Yadawa berniat untuk menjadikan mereka bahan lelucon. Para pemuda itu mendandani seorang remaja uasia 16 tahun seperti seorang gadis yang sedang hamil dan mereka bertanya kepada ketujuh Reshi Agung itu kapan gadis hamil itu akan melahirkan dan apa jenis kelamin bayi itu? Dalam satu suara ketujuh Reshi agung itu menjawab, "Gadis ini akan melahirkan satu gada baja dan seluruh wangsa Yadawa akan hancur lenyap oleh gada itu." Setelah berkata demikian, Saptha Reshi itu menghilang ke dalam udara yang tipis. Orang-orang muda Yadawa itu tertawa-tawa tidak mengetahui bahaya yang segera akan datang. Siapakah yang pernah mendengar seorang anak- laki-laki melahirkan sebuah gada? Setelah beberapa jam, lihat dan perhatikan! Anak laki-laki itu melahirkan sebuah gada baja yang buruk rupa. Anak-anak muda yang ketakutan itu segera mengambil gada itu dan membawanya kepada Ugrasena, salah seorang tokoh terkemuka dari klan Yadawa. Raja Ugrasena menggiling gada itu menjadi tepung dan membuangnya ke laut. Tepung itu kembali ke pantai dan menjadi semacam rumput yang menyerupai pisau. Satu keping tajam sisa gada yang dilempar ke laut ditelan oleh seekor ikan. Seorang nelayan yang bernama Jaras kebetulan menangkap ikan itu, ketika ia membuka mulut ikan itu ia terkejut menemukan seserpih baja yang aneh. Ia memberikan serpihan itu kepada seorang pemburu dan dijadikannya mata anak panah.
- Sementara itu Krishna, mengetahui segala apa yang terjadi, mengundang Narada, bhaktanya yang terbesar, dan memberi tahu dia bahwa waktunya telah tiba bagi seluruh wangsa Yadawa, termasuk dirinya sendiri, akan dihancurkan untuk meringankan beban Ibu Pertiwi. Dia berkata bahwa dia sendiri akan terbunuh dan bahwa ia akan kembali ke Vaikunta sebagai Dewa Wishnu. Dia berkata bahwa dengan pelenyapan wangsa Yadawa dia telah memenuhi tugasnya sebagai Awatara. Suatu hari wangsa Yadawa mengadakan suatu perayaan besar di tepi pantai. Tiba-tiba permusuhan muncul di antara mereka dan mereka saling menyerang satu sama lain dengan rumput panjang yang menyerupai pisau bekas gada yang dibuang ke laut itu. Perkelahian di antara para wangsa Yadawa menjadi demikian ganas sehingga dalam hitungan berapa jam seluruh anggota wangsa Yadawa mati di tepi pantai.
- Setelah mengetahui bahwa seluruh wangsa Yadawa telah meninggal, Balarama, kakak dari Krishna, melompat ke laut dan mengakhiri hidupnya dengan satu methoda Yoga yang khusus. Krishna pergi ke hutan dan berbaring di bawah sebatang pohon. Pada saat itu seorang pemburu lewat, melihat jari kaki Krishna, mengiranya sebagai seekor kelinci, dan menusuknya dengan panahnya. Krishna yang mengetahui segalanya dan mahakuasa, mulai berdarah dengan deras. Pemburu itu, melihat malapetaka yang ditimbulkannya, bersimpuh di depan Krishna dan memohon pengampunannya. Krishna tersenyum dan memberi tahu pemburu itu bahwa ia sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun dan bahwa ia (Krishna) sesungguhnya mengikuti hukum Karma yang tidak tertulis, sebab dalam hidupnya sebelumnya ia telah membunuh pemburu itu. Pemburu itu pada kehidupan terdahulu adalah Raja Kera Subali dan Krishna pada kehidupan terdahulu adalah Sri Rama yang agung. Krishna kemudian meminta pemburu itu pergi dan memberi tahu setiap orang di Dwaraka bahwa ia akan meninggalkan badannya dan bahwa Dwaraka akan tenggelam di bawah air beberapa jam kemudian setelah kematiannya.
- Singkat cerita, Krishna meninggalkan badannya dan kembali ke Alam Rohani Vaikunta sebagai Sri Vishnu. Setelah kepergian Krishna dari kehidupan di bumi ini, Dwaraka tenggelam di bawah laut. Dikatakan bahwa Sri Vishnu mengambil bentuk Krishna bilamana seorang bhakta memujanya dengan keyakinan yang dalam.
MAKNA ATRIBUT SHRI KRISHNA
1. Dhoti (semacam kemben) berbahan sutra berwarna kuning, melambangkan cahaya yang melenyapkan kegelapan.
2.Bulu merak, melambangkan galaksi berwarna-warni dalam kegelapan,atau pusat energi di atas indria.
3.Seruling mellambangkan seni dan kepekaan rasa serta pengendalian terhadap diri sendiri
SUMBER :
Wikipedia
mademegapratiwi.blogspot.com
cvrajan.hubpages.com
FAKTA ABHIMANYU
Oleh : Cecep Abdul Rahman
- Abhimanyu Adalah inkarnasi dari Varchas, putra Soma (putra Dewa Bulan).
- Ketika lahir, ia memiliki ritual yang berkaitan dengan kelahirannya yang dilakukan
oleh Krishna sendiri.
- Memiliki wajah yang luas seperti kepala ular.
- Tinggal di Dwaraka bersama dengan Subadra ketika Pandawa berangkat ke hutan.
- Menerima pelatihan militer dan senjata dari Pradyumna, anak Krishna yang lahir dari Rukmini.
- Menikahi Uttara (Uttari), putri dari Wirata di kota Upaplavya setelah Pandawa menyelesaikan tahun ketiga belas mereka di pengasingan.
- Dia adalah di antara kelompok Pandawa yang marah setelah mendengar pesan dari Uluka, anak Shakuni, yang mengunjungi Pandawa sebagai duta dari Duryodana.
- Telah dicocokkan kemampuannya dengan Wrishasena putra Karna, dan Raja lainnya oleh
Drishtadhyumna selama pengaturan sebelum perang; Sanjaya mengatakan Abhimanyu juga ditugaskan untuk melawan Anak Duryodana dan Dursasana.
- Dia adalah salah satu pemimpin berkereta yang terkemuka dalam tentara Pandawa.
- Diminta oleh Yudhishtira untuk memecahkan chakra Vyuha karena hanya tiga orang lain yang mampu yaitu, Krishna, Arjuna dan Pradyumna – tapi ketiganya sedang tidak ada dalam pasukan yang di pimpin Pandawa.
- Bapak dari Parikesit, yang akan meneruskan warisan Pandawa dalam menduduki tahta Hastinapura.
- Pohon Karnikara emas ditampilkan dalam bendera perang nya.
- Berperang melawan prajurit berikut: Bisma, Shakuni, Kritawarman, Salya, Durmukha (Adik Duryodana), Kripa, Ashwattama, Bhurisrawa, Shala, Bhuri (anak ke tiga Somadatta
alias Samyamna), Chitrasena (putra Karna), Drona, Satyawrata (Adik Duryodana), Purumitra (Adik Duryodana), Wikarna (Adik Duryodana), Durjaya (putra Duryodana), Durmarshana (Adik Duryodana), Ambashta (yaitu Srutayus, penguasa Ambashta yang kemudian dibunuh oleh Arjuna), Duryodana, Alambusha (anak dari Rishyashringa),
Sudakshina ( Raja Kamboja), Paurawa (Resi inkarnasi dari Sarabha Daitya), Jayadrata,
Bhagadatta, Dursasana, wiwinsati (Adik Duryodana), Kratha, Somadatta, wrishasena (putra karna), Pratardana, Lalithya, Prawahu, Satyashrawa
- Membunuh prajurit berikut:
Raja Magadha, anak dari penguasa Magadha Pangeran Asmaka,
Susena (putra Karna),
Kundhawedhin,
Drigalochana,
saudara muda Salya (yang tidak disebutkan namanya),
adik ipar Karna (yang tidak disebutkannamanya),
wasatiya,
Rukmarata (putra Salya),
Lakshmana (putraDuryodana),
anak Kratha,
Brindaraka,
Brihadbala (RajaKosala),
6 dari konselor Karna, Aswaketu, Martikawata (pangeran Bhoja), Shatrunjaya,
Chandraketu, Mahawegha,Suwarcha , Suryabhasa,
Kalikeya (anak Subala)
- Membunuh seratus pangeran, ia juga menggunakan senjata Gandharva pemberian Arjuna yang diterima dari Gandharva Tumburu; Hal ini menciptakan ilusi Abhimanyu yang membuatnya menjadi seratus, bahkan seribu orang.
- Pada saat berperang di dalam Chakra Wyuha dikelilingi oleh enam prajurit berikut yaitu : Drona, Karna, Kripa, Kritawarma, Ashwattama, Brihadbala. Dan diserang secara serentak.
- Abhimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yg ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping.
- Dengan strategi Drona, busur Abhimanyu di patahkan oleh Karna dari belakang, Kuda tunggangannya dibunuh oleh Kritawarman, Kusirnya dibunuh oleh Kripa, dan ia akhirnya gugur dipukul kepalanya dengan gada oleh putra Dursasana.
Oleh : Cecep Abdul Rahman
- Abhimanyu Adalah inkarnasi dari Varchas, putra Soma (putra Dewa Bulan).
- Ketika lahir, ia memiliki ritual yang berkaitan dengan kelahirannya yang dilakukan
oleh Krishna sendiri.
- Memiliki wajah yang luas seperti kepala ular.
- Tinggal di Dwaraka bersama dengan Subadra ketika Pandawa berangkat ke hutan.
- Menerima pelatihan militer dan senjata dari Pradyumna, anak Krishna yang lahir dari Rukmini.
- Menikahi Uttara (Uttari), putri dari Wirata di kota Upaplavya setelah Pandawa menyelesaikan tahun ketiga belas mereka di pengasingan.
- Dia adalah di antara kelompok Pandawa yang marah setelah mendengar pesan dari Uluka, anak Shakuni, yang mengunjungi Pandawa sebagai duta dari Duryodana.
- Telah dicocokkan kemampuannya dengan Wrishasena putra Karna, dan Raja lainnya oleh
Drishtadhyumna selama pengaturan sebelum perang; Sanjaya mengatakan Abhimanyu juga ditugaskan untuk melawan Anak Duryodana dan Dursasana.
- Dia adalah salah satu pemimpin berkereta yang terkemuka dalam tentara Pandawa.
- Diminta oleh Yudhishtira untuk memecahkan chakra Vyuha karena hanya tiga orang lain yang mampu yaitu, Krishna, Arjuna dan Pradyumna – tapi ketiganya sedang tidak ada dalam pasukan yang di pimpin Pandawa.
- Bapak dari Parikesit, yang akan meneruskan warisan Pandawa dalam menduduki tahta Hastinapura.
- Pohon Karnikara emas ditampilkan dalam bendera perang nya.
- Berperang melawan prajurit berikut: Bisma, Shakuni, Kritawarman, Salya, Durmukha (Adik Duryodana), Kripa, Ashwattama, Bhurisrawa, Shala, Bhuri (anak ke tiga Somadatta
alias Samyamna), Chitrasena (putra Karna), Drona, Satyawrata (Adik Duryodana), Purumitra (Adik Duryodana), Wikarna (Adik Duryodana), Durjaya (putra Duryodana), Durmarshana (Adik Duryodana), Ambashta (yaitu Srutayus, penguasa Ambashta yang kemudian dibunuh oleh Arjuna), Duryodana, Alambusha (anak dari Rishyashringa),
Sudakshina ( Raja Kamboja), Paurawa (Resi inkarnasi dari Sarabha Daitya), Jayadrata,
Bhagadatta, Dursasana, wiwinsati (Adik Duryodana), Kratha, Somadatta, wrishasena (putra karna), Pratardana, Lalithya, Prawahu, Satyashrawa
- Membunuh prajurit berikut:
Raja Magadha, anak dari penguasa Magadha Pangeran Asmaka,
Susena (putra Karna),
Kundhawedhin,
Drigalochana,
saudara muda Salya (yang tidak disebutkan namanya),
adik ipar Karna (yang tidak disebutkannamanya),
wasatiya,
Rukmarata (putra Salya),
Lakshmana (putraDuryodana),
anak Kratha,
Brindaraka,
Brihadbala (RajaKosala),
6 dari konselor Karna, Aswaketu, Martikawata (pangeran Bhoja), Shatrunjaya,
Chandraketu, Mahawegha,Suwarcha , Suryabhasa,
Kalikeya (anak Subala)
- Membunuh seratus pangeran, ia juga menggunakan senjata Gandharva pemberian Arjuna yang diterima dari Gandharva Tumburu; Hal ini menciptakan ilusi Abhimanyu yang membuatnya menjadi seratus, bahkan seribu orang.
- Pada saat berperang di dalam Chakra Wyuha dikelilingi oleh enam prajurit berikut yaitu : Drona, Karna, Kripa, Kritawarma, Ashwattama, Brihadbala. Dan diserang secara serentak.
- Abhimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yg ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping.
- Dengan strategi Drona, busur Abhimanyu di patahkan oleh Karna dari belakang, Kuda tunggangannya dibunuh oleh Kritawarman, Kusirnya dibunuh oleh Kripa, dan ia akhirnya gugur dipukul kepalanya dengan gada oleh putra Dursasana.
BUKTI PERISTIWA MAHABHARATA
Oleh : Ratih Asmarani
1. Sumur Drupadi (Kuruksetra)
2. Jyotisar (Kuruksetra)
Tempat di mana Bhagavad Gita
diturunkan oleh Sri Krishna kepada Arjuna, di sana juga berdiri pohon
beringin yang menjadi saksi peristiwa tersebut dan masih hidup hingga
sekarang.
3. Bhisma Kund dan Bhisma Pitamah Temple (Kuruksetra)
4. Sri Krishna Janmbhumi (Mathura)
5. Hutan Vrindavan, Radha Kund, Bukit Govardhan, Danau Kaliya (Vrindavan)
Danau Kaliya adalah danau dimana ular Kaliya bersemayam. Di danau inilah Krishna menari di atas kepala ular Kaliya dan berhasil mengusir kaliya. Danau ini sekarang sudah setengah kering dan sisanya dibangun patung yang menggambarkan lila Krishna dan ular Kaliya tersebut.
6. Ashtapad (Hastinapura)
Ashtapad adalah temple kompleks yang dibangun diatas reruntuhan istana
Hastinapura. Pemerintah setempat membangun temple untuk melindungi
nilai2 sejarah dan lokasi istana keluarga Kuru dalam Mahabharata.
7. Indraprastha (Indraprastha)
8. Karneshwar (Hastinapura)
Karneshwar adalah tempat pemujaan dewa Surya yang dibangun oleh raja Angga Karna di dalam kompleks Hastinapura. Temple ini adalah salah satu bangunan yang masih berdiri dimana bangunan istana Hastinapura lainnya telah runtuh.
rg
Oleh : Ratih Asmarani
1. Sumur Drupadi (Kuruksetra)
Sumur tempat
Drupadi mencuci rambut, untuk mengakhiri sumpahnya ketika dilecehkan
oleh Dursasana.Arjuna membantu prosesi ini dengan menembakkan panah dan
memunculkan air yang kemudian menjadi sumur. Sampai sekarang sumur
tersebut masih ada dan merupakan tempat pemujaan bagi Drupadi. Patung
dewi Drupadi berada tepat di depan pintu
masuk sumur ini. Diyakini oleh masyarakat setempat, bagi siapa saja
yang mempersembahkan bunga/air/buah dan berdoa sambil membasuh kepala
dgn air sumur ini akan mendapatkan berkat dan kemakmuran.
3. Bhisma Kund dan Bhisma Pitamah Temple (Kuruksetra)
Bhisma
Kund adalah tempat dimana Arjuna menembakkkan panah untuk memunculkan
air dari dalam tanah untuk memuaskan dahaga kakek Bhisma. Air itu terus
mengalir hingga sekarang membentuk danau. Bhisma Pitamah Temple adalah
tempat di mana Bisma gugur dengan berbaring di atas anak panah. Dalam
temple ditempatkan arca kakek Bhisma beserta para Pandawa, Krishna, dan
Drupadi.
4. Sri Krishna Janmbhumi (Mathura)
Penjara Kamsa di mana Devaki dan Vasudeva dipenjarakan. Di sanalah Sri
Krishna dan saudara2nya lahir di dalam penjara bawah tanah. Saat ini
penjara telah beralih fungsi menjadi temple bagi pemuja Krishna. Namun
konsruksi bangunan penjara masih dipertahankan sampai sekarang.
5. Hutan Vrindavan, Radha Kund, Bukit Govardhan, Danau Kaliya (Vrindavan)
Hutan Vrindavan di mana tempat ini menjadi lila (aktivitas rohani) Sri
Krishna, sampai sekarang tempat ini menjadi kawasan suci, yang
memancarkan vibrasi rohani. Seluruh kegiatan masyarakat Vrindavan
sepenuhnya rohani. Radha Kund, tempat dimana para gopi dan Radharani
mandi di tengah danau dalam hutan Vrindavan. Di atas pohon inilah
Krishna pernah mencuri pakaian para gopi dan menari bersama Radha dan
para gopi.
Bukit Govardhan adalah bukit yang pernah diangkat oleh Krishna dengan
menggunakan jari kelingkingnya dan memayungi penduduk vrindavan selama 7
hari 7 malam berturut2 dari hujan badai. Bukit ini masih ada dan
digunakan sebagai tempat pemujaan bagi para bhakta Krishna.
Danau Kaliya adalah danau dimana ular Kaliya bersemayam. Di danau inilah Krishna menari di atas kepala ular Kaliya dan berhasil mengusir kaliya. Danau ini sekarang sudah setengah kering dan sisanya dibangun patung yang menggambarkan lila Krishna dan ular Kaliya tersebut.
6. Ashtapad (Hastinapura)
7. Indraprastha (Indraprastha)
Indraprasta
adalah istana yang dibangun oleh kelima Pandawa. Saat ini reruntuhan
dari istana Pandawa masih dapat dilihat dan ,masih berdiri kokoh.
Karneshwar adalah tempat pemujaan dewa Surya yang dibangun oleh raja Angga Karna di dalam kompleks Hastinapura. Temple ini adalah salah satu bangunan yang masih berdiri dimana bangunan istana Hastinapura lainnya telah runtuh.
9. Vidur ka Tilla (Hastinapura)
Vidur ka Tilla adalah tempat tinggal Mahatma Vidura di dalam kompleks
istana Hastinapura. Tempat ini telah diperbaharui dan dibangun kembali
untuk mengenang kebijaksanaan dan keagungan Mahatma Vidur
Sumber : Mahabharata Fakta
Sejarah (I Ketut Gunadika, S.E.,Brahmana Guna Avatara Dasa,Anggota Sabha
Pandita PHDI Pusat Jalan Dharmawangsa No.7 Tabanan),
Wikitravel-north
India,
India Tourism Board,
Mahabharata-historicalplaces.o
35 FAKTA SATRIA KARNA KAKAK DARI 5 PANDAWA
Oleh : Hassbuch 'Pemda'
Sumber : wayang20.blogspot.com
Oleh : Hassbuch 'Pemda'
1. Karna adalah putra sulung dari kunti dengan Dewa surya
2. Karna memuliki 3 orang adik lain ayah yang bernama Yudistira, Bima dan Arjuna yang berayahkan Raja Pandu dari Hastinapura
3. Di india Karna tidak lahir dari kandungan kunti tapi langsung
tercipta di luar rahim atas kehendak dewa surya. Karna tercipta dengan
memakai pakaian dalam yang kebal senjata, memakai anting dan membawa
berbagai senjata sakti.
Di jawa karna dilahirkan dalam proses rahim kunti atas kehendak dewa surya, dikarenakan untuk mnjaga kesucian dan keperawanan kunti karna di keluarkan lewat telinga kunti atas kehendak dewa surya
Di jawa karna dilahirkan dalam proses rahim kunti atas kehendak dewa surya, dikarenakan untuk mnjaga kesucian dan keperawanan kunti karna di keluarkan lewat telinga kunti atas kehendak dewa surya
4. Suryawati bukanlah adik angkat karna, yang menurut
jawa adalah anak kandung dari adirata dan radha. Dalam india tokoh
suryawati sebagai adik perempuan karna inti tidak pernah ada.
5. Karna adlah saudara seperguruan dari bhisma dan resi drona yang sama2 berguru pada parasurama.
6. Pemanah terbaik di india masa mahabarata ada 7 orang. parasurama, bhisma, resi drona, karna, arjuna dan aswatama.
7. Ketika wisuda murid2 resi drona di hastinapura karna di permalukan
oleh bima dan arjuna mengenai statusnya yang tidak jelas, duryudana
membelanya dan karna di angkat menjadi raja di kerajaan angga oleh
duryudana.
8. Di india karna dan duryudana adalah sahabat karib yang kental.
Di jawa karna dan duryudana adlah seperti bawahan yang mengabdi secara tulus kepada atasannya.
Di jawa karna dan duryudana adlah seperti bawahan yang mengabdi secara tulus kepada atasannya.
9. Di india arjuna hanya pandai menguasai panah dan pedang, sedangkan
karna menguasai segala jenis senjata termasuk gada yang dapat menyaingi
bima dan duryudana.
10. Yang mendapatkan drupadi dalam sayembara sebenarnya adalah karna
bukan arjuna. Tapi karena isarat kresna pada drupadi untuk menolak karna
akhirnya sayembara di teruskan sampai akhirnya arjuna yang menyamar
sebagai pendeta bisa mendapatkan giliran bertanding dan kemudian
memenangkannya.
11. Kresna adlah orang Yang pertamakali memberitahukan orang tua karna yang asli dan pandawa adalah adik2nya.
Di jawa yang memberitahukan adalah dewa narada
Di jawa yang memberitahukan adalah dewa narada
12. Ketika ibunya meminta karna bersatu dengan adik2nya pandawa. Karna
berkata “ibu anak mu akan tetap 5, tapi aku atau arjuna yang akan mati,
jika aq mati anakmu tetap 5, dan jika arjuna mati anak mu juga akan
tetap 5. Ibu dan aku berjanti tidak akan membunuh adik2 ku yang lain
kecuali arjuna. Itu sudah menjadi sumpah ku pada duryudana untuk
membunuh arjuna di medan perang nanti. Walu aku tau arjuna adalah adik
kandungku.”
13. Ktika perang baratayuda di mulai kresna berkata
pada karna “bagaimana jika perang tanding antara kamu dan adik mu arjuna
terjadi?” maka karna berkata “biarkanlah yang maha kuasa melindungi
arjuna”.
14. Guru karna yaitu parasurama Brahmana gagah berumur
panjang tersebut memiliki pengalaman yang buruk dengan kaum ksatriya.
Untuk itu, Karna harus menyamar sebagai brahmana muda agar bisa
mendekatinya. Dengan cara tersebut Karna berhasil menjadi murid
Parasurama
15. Parasurama mengutuk Karna. Kelak, pada saat
pertarungan antara hidup dan mati melawan seorang musuh terhebat, Karna
akan lupa terhadap semua ilmu yang telah ia ajarkan.
16. Kutukan
kedua diperoleh Karna ketika ia mengendarai keretanya dan menabrak mati
seekor sapi milik brahmana yang sedang menyeberang jalan. Sang brahmana
pun muncul dan mengutuk Karna, kelak roda keretanya akan terbenam ke
dalam lumpur ketika ia berperang melawan musuhnya yang paling hebat.
17. karna meminta ibunya kunti agar tidak memberitahukan jati dirinya pada saudaranya 5 pandawa.
Di jawa kunti malah mempertemukan arjuna dan karna serta menceritakan cerita sebenarnya tentang asal-usul karna.
Di jawa kunti malah mempertemukan arjuna dan karna serta menceritakan cerita sebenarnya tentang asal-usul karna.
18. Kunti menghanyutkan karna di sungai gangga dalam peti demi menjaga
kehormatannya dari fitnah. Yang kemudian karna di temukan oleh seorang
kusir kereta bernama adirata dan istrinya yang bernama radha. Karna di
rawat dan di besarkan sampai dewasa.
19. Dalam india karna mengalahkan bangsa kamboja atas nama duryudana
20. Dalam india karna mengalahkan bangsa kirata dari pegunungan Himalaya atas nama duryudana
21. Dalam india karna mengalahkan Raja Giriwraja atas nama duryudana
20. Dalam india karna mengalahkan bangsa kirata dari pegunungan Himalaya atas nama duryudana
21. Dalam india karna mengalahkan Raja Giriwraja atas nama duryudana
22. Raja salya dari kerajaan madrah bukanlah mertua dari karna. Mertua dari karna di india tidak disebutkan namanya.
Dalam india raja salya menjadi kusir kereta karna ktika berperang melawan arjuna
Dalam india raja salya menjadi kusir kereta karna ktika berperang melawan arjuna
23. Putri surtikanti putri dari raja salya bukanlah istri dari karna, istri karna di india tidak di sebutkan namanya.
Karnaputri bukanlah putri dari karna dalam versi india tidak memiliki putri melainkan putra yang bernama wresasena,
di jawa putra karna bernama Warsasena dan Warsakusuma
Karnaputri bukanlah putri dari karna dalam versi india tidak memiliki putri melainkan putra yang bernama wresasena,
di jawa putra karna bernama Warsasena dan Warsakusuma
24. Karna pernah di tolak sebagi murid drona. Karena resi drona hanya
mengajar untuk wangsa satria saja. Sedangkan karna dikenal sebagai
sutaputra (anak kusir)
25. Karna sering mengintai Drona saat
sedang mengajar murid-muridnya, terutama dalam hal ilmu memanah atau
Danurweda. Meskipun berguru secara tidak resmi, kehebatan karna dalam
memanah melebihi murid-murid resmi Drona, kecuali Arjuna.
26. Di india Karna dan arjuna sama sekali tidak mirip dalam rupa satu sama lain.
Di jawa karna dan arjuna di katakana mirip dalam rupa.
Di jawa karna dan arjuna di katakana mirip dalam rupa.
27. Di india karna dikenal sebagai ksatria yang dermawan sejak kecilnya
walaupun di besarkan keluarga kusir yang serba kekurangan.
28.
Ketika permainan dadu antara pandawa dan kurawa. Karna yang masih
menyimpan sakit hati kepada Dropadi mengumumkan bahwa seorang wanita
yang bersuami lima tidak pantas disebut sebagai istri, melainkan
pelacur.
29. Di india tidak ada kisah perebutan senjata kunto
antara arjuna dan karna, sehingga karna mendapatkan senjatannya dan
arjuna mendapatkan penutup dari senjata kunto, yang penutup itu ia
gunakan sebagai pemotong tali pusar keponakannya gatotkaca putra bima
Di india karna di beri senjata kunto oleh batara indra sebagai hadiah ketulusan karna yang memberikan baju dalamnya yang bersatu dengan kulitnya sejak lahir dan kebal senjata, serta memberikan anting2nya pada indra.
Dalam jawa Kunto yang diperoleh Karna bukan anugerah Batara Indra, melainkan dari Batara Guru.
Dalam jawa pusaka pemberian Indra bukan bernama Konta, melainkan bernama Badaltulak.
Di india karna di beri senjata kunto oleh batara indra sebagai hadiah ketulusan karna yang memberikan baju dalamnya yang bersatu dengan kulitnya sejak lahir dan kebal senjata, serta memberikan anting2nya pada indra.
Dalam jawa Kunto yang diperoleh Karna bukan anugerah Batara Indra, melainkan dari Batara Guru.
Dalam jawa pusaka pemberian Indra bukan bernama Konta, melainkan bernama Badaltulak.
30. Pada hari ke 13 baratayuda karna mematahkan busur abimanyu putra
arjuna dari belakang atas perintah resi drona, sehingga abimanyu
mengalami kekalahan dan terbunuh.
31. Pada hari ke 13 baratayuda
karna ikut serta membunuh abimanyu bersama duryudana, dursasana, sakuni,
aswatama, kritawarma, durmasa, durjaya, chitraksa, jaya dan burisrawa
32. Karna bersumpah untuk tidak mengikuti perang baratayuda di kuru
setra selama bhisma menjadi komandan tertinggi pasukan. Bhisma memimpin
selama 10 hari dan karna ikut dalam perang pada hari ke 11 setelah
memohon restu pada bhisma.
33. Karna membunuh gatotkaca dengan
senjata kunto pada hari ke 14 baratayuda, dan Sesuai janji Indra, pusaka
Konta pun musnah hanya dalam sekali penggunaan. Kresna selaku penasihat
pihak Pandawa merasa senang karena dengan demikian, nyawa Arjuna bisa
terselamatkan. Ia mengetahui kalau selama ini Karna mempersiapkan pusaka
Konta untuk membunuh Arjuna.
34. Pada hari ke 17 perang
baratayuda karna dikalahkan dan terbunuh oleh arjuna adiknya sendiri
dengan panah Pasupati yang melesat memenggal kepala Karna.
Dalam jawa Surtikanti datang ke Kurusetra bersama Adirata. Melihat suaminya gugur, Surtikanti pun bunuh diri di hadapan Arjuna. Adirata sedih dan berteriak menantang Arjuna. Bimasena muncul menghardik ayah angkat Karna tersebut sehingga lari ketakutan. Namun malangnya, Adirata terjatuh dan meninggal seketika
Dalam jawa Surtikanti datang ke Kurusetra bersama Adirata. Melihat suaminya gugur, Surtikanti pun bunuh diri di hadapan Arjuna. Adirata sedih dan berteriak menantang Arjuna. Bimasena muncul menghardik ayah angkat Karna tersebut sehingga lari ketakutan. Namun malangnya, Adirata terjatuh dan meninggal seketika
Sumber : wayang20.blogspot.com
ISTRI - ISTRI PANDAWA SELAIN DRUPADI
Oleh : Ratih Asmarani
Bahkan sebelum ini, menurut cerita rakyat di Rajasthan, dan Orissa, Bhima telah menikah dengan seorang wanita Naga. Ketika Korawa mencoba untuk meracuni dia dan menenggelamkannya di sungai, ia diselamatkan oleh Ahuka, seorang Naga, dan dibawa ke ranah ular, di mana ia diberi istri. Dari pernikahan ini lahir seorang anak bernama Bilalsen, yang memainkan peran dalam perang nanti. Dalam versi lain, Bilalsen, juga dikenal sebagai Barbareek, adalah anak dari Gatotkaca, dan karenanya adalah cucu dari Bima, bukan anak.
Para Pandawa sepakat bahwa Dropadi akan tinggal dengan satu saudara selama setahun sebelum pindah ke yang berikutnya, langkah ini untuk mencegah kecemburuan dan mengenali identitas ayah dari anak yang akan dikandung Drupadi. Selama Drupadi menghabiskan waktu dengan salah satu Pandawa, saudara yang lain menghabiskan waktu dengan istri mereka yang lain.
Yudhishtira menikah dengan Devika, putri Govasana dari suku Saivya, dan mempunyai anak bernama Yaudheya. Bhima menikah dengan Valandhara, putri raja dari Kashi, dan memiliki putra bernama Sarvaga. Nakula menikah Karenumati, putri Chedi, dan mempunyai putra bernama Niramitra. Sahadeva menikah dengan Vijaya, putri Dyutimat, raja Madra, dan mempunyai putra bernama Suhotra. Semua istri ini tinggal bersama anak-anak mereka di rumah ibu mereka.
Ketika Dropadi setuju untuk menjadi istri para Pandawa, ditetapkanlah peraturan bahwa Drupadi tidak akan membagi rumah tangganya dengan wanita lain. Dengan kata lain, Pandawa tidak bisa membawa istri mereka yang lain untuk tinggal di Indraprastha. Namun Arjuna, berhasil membawa satu istri masuk dan tinggal bersama dengan Drupadi. Dia adalah adik Krishna, Subadra. Dan dengan sedikit saran dari Krishna, Drupadi mau untuk menerima Subadra dan membagi rumah tangganya.
Meskipun merupakan favorit Draupadi, Arjuna memiliki paling banyak istri di antara semua saudaranya. Cerita berlanjut ketika Arjuna memasuki ruang Dropadi sementara dia dengan Yudhishtira, dan untuk menebus pelanggaran ini, dia melakukan perjalanan suci. Selama waktu ini ia menikahi banyak wanita.
Arjuna menikah dengan Naga Ulupi, putri Chitrangada dari Manipur, dan akhirnya adik Krishna Subadra selama ziarah ini. Namun kepercayaan warga di daerah Tamil, ia menikah dengan tujuh wanita. Salah satunya adalah seorang wanita pejuang bernama Ali yang menolak untuk menikah dengannya tapi Arjuna begitu tergila-gila padanya dan akhirnya meminta bantuan Krishna.
Sumber : Devlok, Sunday Midday, September 05, 2010
Oleh : Ratih Asmarani
Semua orang tahu bahwa lima bersaudara Pandawa dalam Mahabharata
mempunyai istri bersama yakni Drupadi. Apa yang kebanyakan orang tidak
tahu adalah bahwa masing-masing dari saudara-saudara memiliki
istri-istri lain juga.
Bahkan, saudara yang menikah
pertama kali bukanlah Arjuna atau yang tertua, Yudhishtira, melainkan
Bhima. Setelah Korawa mencoba untuk
membunuh para Pandawa dengan menetapkan turun istana mereka (terbuat
dari lac) terbakar, Pandawa bersembunyi di hutan, menyamar sebagai anak
seorang janda Brahmana. Selama waktu ini, Bhima membunuh banyak
Rakshasas seperti Baka dan Hidimba. Adik Hidimba itu, terkesan dengan
kekuatannya, memilih dia sebagai suami dan mereka memiliki seorang putra
bernama Gatotkaca.
Bahkan sebelum ini, menurut cerita rakyat di Rajasthan, dan Orissa, Bhima telah menikah dengan seorang wanita Naga. Ketika Korawa mencoba untuk meracuni dia dan menenggelamkannya di sungai, ia diselamatkan oleh Ahuka, seorang Naga, dan dibawa ke ranah ular, di mana ia diberi istri. Dari pernikahan ini lahir seorang anak bernama Bilalsen, yang memainkan peran dalam perang nanti. Dalam versi lain, Bilalsen, juga dikenal sebagai Barbareek, adalah anak dari Gatotkaca, dan karenanya adalah cucu dari Bima, bukan anak.
Para Pandawa sepakat bahwa Dropadi akan tinggal dengan satu saudara selama setahun sebelum pindah ke yang berikutnya, langkah ini untuk mencegah kecemburuan dan mengenali identitas ayah dari anak yang akan dikandung Drupadi. Selama Drupadi menghabiskan waktu dengan salah satu Pandawa, saudara yang lain menghabiskan waktu dengan istri mereka yang lain.
Yudhishtira menikah dengan Devika, putri Govasana dari suku Saivya, dan mempunyai anak bernama Yaudheya. Bhima menikah dengan Valandhara, putri raja dari Kashi, dan memiliki putra bernama Sarvaga. Nakula menikah Karenumati, putri Chedi, dan mempunyai putra bernama Niramitra. Sahadeva menikah dengan Vijaya, putri Dyutimat, raja Madra, dan mempunyai putra bernama Suhotra. Semua istri ini tinggal bersama anak-anak mereka di rumah ibu mereka.
Ketika Dropadi setuju untuk menjadi istri para Pandawa, ditetapkanlah peraturan bahwa Drupadi tidak akan membagi rumah tangganya dengan wanita lain. Dengan kata lain, Pandawa tidak bisa membawa istri mereka yang lain untuk tinggal di Indraprastha. Namun Arjuna, berhasil membawa satu istri masuk dan tinggal bersama dengan Drupadi. Dia adalah adik Krishna, Subadra. Dan dengan sedikit saran dari Krishna, Drupadi mau untuk menerima Subadra dan membagi rumah tangganya.
Meskipun merupakan favorit Draupadi, Arjuna memiliki paling banyak istri di antara semua saudaranya. Cerita berlanjut ketika Arjuna memasuki ruang Dropadi sementara dia dengan Yudhishtira, dan untuk menebus pelanggaran ini, dia melakukan perjalanan suci. Selama waktu ini ia menikahi banyak wanita.
Arjuna menikah dengan Naga Ulupi, putri Chitrangada dari Manipur, dan akhirnya adik Krishna Subadra selama ziarah ini. Namun kepercayaan warga di daerah Tamil, ia menikah dengan tujuh wanita. Salah satunya adalah seorang wanita pejuang bernama Ali yang menolak untuk menikah dengannya tapi Arjuna begitu tergila-gila padanya dan akhirnya meminta bantuan Krishna.
Sumber : Devlok, Sunday Midday, September 05, 2010
Sebenarnya masi banyak lagi fakta - fakta yang lain, karena Mahabharata sangat luas, tapi setidaknya artikel diatas bisa menambah pengetahuan kita..
Sampai saat ini pun saya masi sering menambah membaca tentang Mahabharata ini, karena banyak versi, jadi pasti ada banyak perbedaan jalan cerita..
Salam..