Pages

Wednesday, September 18, 2013

Nyanyian Dharma, Listen it..!!

(Sumber gambar diambil dari wikipedia )


♫ ..............
Eling ring Tatwam Asi
Manah sida mesikian
Eling ring Tatwam Asi
Ngulati kerahajengan
..................♫


Kutipan lirik sebuah lagu religi berjudul 'Tat Twam Asi' yang tergabung dalam Nyanyian Dharma, yang dimotori oleh seorang musisi Bali, Dewa Budjana, gitaris GIGI.

Saya salah satu penikmat musik, dari Bali, dan Hindu, lagu² di dalam album Nyanyian Dharma melengkapi kasanah musik yang saya gemari. Sentuhan religi dibalut dengan musik khas Bali membuat saya suka dengan lagu² dalam Nyanyian Dharma.
Saya, bisa dibilang, bukan salah satu pemeluk agama Hindu yang taat,.,. Hehe,.,. Masi banyak hal² dalam agama yang belum saya ketahui, tapi bersyukurlah, setidaknya, melalui lagu² dalam Nyanyian Dharma, bisa memberikan secercah cahaya penerangan akan nilai-nilai yang terkandung dalam agama Hindu.

Tat Twam Asi, Tri Kaya Parisudha, Karmapala, Tri Murti, dan Moksa, merupakan salah satu dari beberapa lagu yang ada dalam Nyanyian Dharma. Judul² tersebut juga merupakan salah satu dari bbeberapa konsep² dasar dalam Agama Hindu.
Saya ga jelasin lah satu persatu mengenai judul² itu..., Malu,. Ilmu saya cetek, takut salah.,.,. Hihi.., Temen² yang belum tau dan ingin tau, silahkan di googling aja :D 


Sebelumnya saya kutip dari beberapa sumber mengenai perjalanan Project Nyanyian Dharma ini..



                                   SEKILAS NYANYIAN DHARMA

Konsep kolaborasi artis dalam Nyanyian Dharma merupakan salah satu aktivitas pelestarian nilai- nilai luhur Hindu dalam bingkai kekinian dimana dalam era keterbukaan perlu dibuat sebuah kemasan penyesuaian yang dapat menjadi pembelajaran kepada umat Hindu terutama Generasi Muda.
Artis Hindu yang telah sukses dan berprestasi di tingkat nasional satu persatu mulai bermunculan, dan mereka memiliki keinginan yang kuat untuk membuat suatu hasil karya persembahan untuk dinikmati oleh seluruh lapisan umat Hindu khususnya dan pecinta seni pada umumnya dengan konteks beryadnya. Dewa Budjana dan kawan - kawan ingin mengekspresikan berbagai mantra Veda di dalam alunan lagu dan musik modern yang dikemas dalam album Nyanyian Dharma.




Nyanyian Dharma 1

Di tahun 1998, Dewa Budjana merilis album rohani Hindu lewat label independen. Album yang berjudul Nyanyian Dharma 1 itu digarap oleh Budjana dan para musisi asal Bali. Boleh dibilang ini adalah langkah awal menuju karya rohani selanjutnya. Nyanyian Dharma 1 mendapat sambutan luar biasa dari umat Hindu. Alunan musik dengan konsep modern ini memberikan suasana baru bagi pendalaman spritual melalui alunan musik dengan penuh makna.


Nyanyian Dharma 2

Dalam album Nyanyian Dharma 2 banyak melibatkan artis, baik artis-artis nasional maupun artis-artis daerah yang telah berprestasi di daerah Bali maupun di tingkat nasional. Keterlibatan artis-artis ini tiada lain atas keinginan yang kuat untuk membuat suatu hasil karya persembahan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan umat Hindu khususnya dan pecinta seni pada umumnya dalam konteks beryadnya.
Selain itu, penulis lagu dan musisi baik dari daerah maupun nasional juga terlibat dalam penyelesaian album Nyanyian Dharma 2 ini, antara lain: Cok Sawitri, Dewa AFI, Thomas Ramadhan, Batuan Gamelan, Putu Wijaya, Hendi GIGI, Bintang Indrianto, Hendri Lamiri, Emans, Rico, Budhi Haryono, Aji Kobar, Ronald
Fristianto, Bang Saat, Bagus Mantra, Agung Rai Sumadi, Gung Bona Alit, Sandi Winarta, Christian, Indra Lesmana, Edi, Rio Saharaja dan Made Christiaryanto.

Nyanyian Dharma 3

Album Nyanyian Dharma 3 telah hadir menyapa umat Hindu dan masyarakat pada umumnya.  Dewa Budjana sang produser musik menyampaikan bahwa konsep album Nyanyian Dharma 3  lebih baik dari yang sebelumnya, apalagi  merupakan kompilasi terbaik dari album 1 dan album 2 ditambah dengan lagu-lagu baru di album 3. Konsep ini disebabkan banyaknya pihak yang menanyakan ketersediaan album 1 yang memang sudah habis semenjak lama di pasaran. Masih seperti album-album sebelumnya, pada album 3 ini pun dimotori oleh berbagai artis-artis Hindu nasional.








Okeh saya lanjut lagi..,

Saya pertama mendengar tentang album Nyanyian Dharma pada tahun 2002, waktu itu masi ada album pertama, tau dari teman yang waktu itu memiliki kasetnya. Waktu itu saya baru tau kalo nyanyian dharma ini adalah project dari Dewa Budjana. Saya tidak begitu sering mendengar lagu² dalam album pertama pada waktu itu.
Ada satu lagi dalam lagu itu yang tidak asing, dari beberapa lagu lainnya. Lagu itu berjudul 'Karmapala'. Sekitar tahun 1999-2000, saya lupa persisnya, saya pernah melihat sebuah video klipnya di TV, ternyata baru tau itu adalah lagu dalam album Nyanyian Dharma, album ini dirilis di tahun 1998. 

Nah, di tahun 2007, dirilislah album Nyanyian Dharma yang kedua, dari sinilah saya baru sering mendengarkan lagu per lagu dalam satu album ini. Saya bisa mendengarkan lagu²nya setelah pinjam CD dari saudara. Lagu²nya sangat menarik, indah, lirik yang dalam, dan mencerahkan. 
Yang membuat saya antusias dengan album kedua ini adalah pihak² dan seniman² yang ikut dalam penggarapan album ini. Ada Trie Utami, Hendri GIGI, Ronald (Eks drummer GIGI), Indra Lesmana, Putu Wijaya, Sutha dan Dewa AFI, Lolot, Widi Widiana, Dek Ulik, Balawan, Ayu Laksmi, Gede Prama, mang Gita dan salah satu teman saya Gde Kurniawan. Tentu saya sangat antusias mendengar lagu² pada album kedua ini.
Di kantor sering saya dengarkan lagu² ini saat sedang bekerja di depan komputer..

(Sumber gambar diambil dari  : getch-info.blogspot.com )



Di tahun 2012, Album ketiga Nyanyian Dharma di rilis, tapi di album ini merupakan gabungan dari album pertama dan kedua, beberapa lagu diambil dari album pertama dan kedua, dan ditambah beberapa lagu yang baru. Lagu yang dari album pertama dan kedua juga ada beberapa yang direpacking ulang dengan arransemen yang berbeda. Tidak kalah menarik. Tetap menyuguhkan lirik² yang bernafaskan ajaran Hindu dan tidak meninggalkan melodi musik yang indah..


Sebenarnya saya ingin sekali menonton langsung penampilan live dari Nyanyian Dharma, tapi waktu belum kesampaian, karena di Jakarta, setahu saya, saat itu belum ada.

Nah di tahun 2010, tepatnya 24 Nopember 2010, Gde Kurniawan menghubungi saya untuk bisa hadir dalam sebuah acara penggalangan dana musisi Bali untuk korban bencana alam saat itu. 
Wah kesempatan emas, saya tidak menyia²kan acara tersebut, dan kebetulan juga acara itu terbatas, hanya untuk undangan, dan saya bisa menghadiri acara tersebut berkat undangan dari Gde Kurniawan.
Bertempat di Gedung Kesenian jakarta, sepulang kantor saya langsung menuju kesana., Acara yang bertajuk "Desawarnana - Doa Bali Untuk Indonesia". Disanalah pengalaman saya pertama kali menyaksikan Nyanyian Dharma langsung. Luar biasa..!!

Saya kutip sedikit mengenai acara tersebut..



Doa merupakan refleksi energi cinta maha agung yang lahir dari keheningan dan kekosongan batiniah. Ia hadir dan mengalir, serupa aliran jernih yang membawa kebebasan nurani untuk meneguhkan kemanusiaan. Realitas telah menunjukkan, bahwa tersimpan kekuatan maha dasyat yang tertanam dalam tanah, air, dan udara. Kesadaran inilah yang menggugah kesadaran Komunitas Seniman Bali Peduli Nusantara untuk mengalirkan energi positif yang mempersatukan sebagai bentuk kepedulian, empati sekaligus Doa Bali untuk Indonesia, kepada sesama manusia, semesta, dan Tuhan.

Malam amal dan penggalian dana yang menampilkan Komunitas Kalangwan (Tjok Sawitri, Dayu Ani, Nyoman Sura), Ayu Laksmi dan Svara Semesta, Nyanyian Dharma (Dewa Budjana, Tri Utami, Gde Kurniawan, Gus Wicaksana), Balawan and Batuan Ethnic Fusion, Rokavatar, Riwin, Putu Wijaya, Ayu Weda, Putu Ana Anandi, dan MC Arya Wirawan, akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 24 Nopember 2010
Waktu : Pukul 19.30 WIB
Tempat : Gedung Kesenian Jakarta
Jalan Gedung Kesenian No. 1, Pasar Baru-Jakarta Pusat



Sumber : sudut-mata.blogspot.com




[JOURNALBALI.COM] Komunitas Seniman Bali Peduli menggelar konser bebas (free concert) dan malam amal penggalian dana. Lewat acara bertajuk ‘Desawarnana Doa Bali untuk Indonesia’ sekaligus menjadi doa Bali untuk Indonesia di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (24/11) malam.

Desawarnana atau yang lebih populer dengan Negara Kertagama atau kitab tentang asal usul sebuah Negara adalah sebuah sastra puja yang ditulis oleh mpu Prapanca pada abad ke-14.



 

Malam amal dan penggalian dana ini menghadirkan seniman-seniman Bali yang memiliki integritas tinggi terhadap seni budaya, diantaranya Komunitas Kalangwan, Nyanyian Dharma, Balawan and Batuan Ethnic Fusion, Ayu Laksmi dan Svara Semesta, Riwin Tropical Transit, Ayu Weda, Sarasdewi, Koreografer Nyoman Sura. Acara ini juga dilengkapi Pameran Kartagama dan Samudra Moksa.

Berbeda dengan acara penggalian dana pada umumnya yang telah dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia, Desawarnana Doa Bali untuk Indonesia justru lebih memfokuskan perhatiannya pada desa-desa penyanding.




“Selama ini penanganan bencana di Tanah Air selalu terfokus pada wilayah bencana. Hal ini menyebabkan terabaikannya desa-desa penyanding yang juga mengalami dampak yang tak ringan,” kata penggagas acara ini  Taufik Rahzen.

Tanpa bermaksud menafikan wilayah bencana, Taufik Rahzen berharap agar kepedulian terhadap desa-desa penyanding juga dikedepankan untuk menjaga gairah hidup masyarakat yang tinggal di sana. Dengan demikian, dapatlah dimengerti jika Taufik lebih memilih mengarahkan dana yang terkumpul dari hasil penjualan album para musisi yang terlibat serta dana sukarela dari audience untuk membantu desa-desa penyanding wilayah bencana.



 



Di sisi lain, tentu menarik untuk dicermati mengenai keberadaan para seniman Bali yang berpartisipasi dalam acara tersebut. Pasalnya, jarang sekali mereka dapat dipertemukan dalam satu panggung yang sama. Nampaknya cinta telah bekerja di dalam diri mereka, menggugah kesadaran untuk berbagi serta turut ambil bagian di sela-sela padatnya aktivitas mereka sebagai seorang seniman.

Taufik Rahzen dan Komunitas Seniman Bali Peduli berharap, ‘Desawarnana Doa Bali untuk Indonesia’ tidak hanya menyejukkan para korban di wilayah dan desa penyanding bencana. Bersama doa-doa yang menggema, gelaran ini juga diharapkan dapat menghapus setiap kesedihan dan duka di seluruh negeri.

Konser amal yang juga dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 188.209.000. Dana yang terkumpul akan disalurkan kepada para korban bencana yang ada di Indonesia

       

Sumber : journalbali.com



Gedung Kesenian Jakarta merupakan tempat untuk pagelaran seni, saya sering melewati gedung ini di kawasan Pasar Baru, tapi baru kali ini saya memasukinya.
Saat itu hujan, tamu² sudah banyak hadir, menunggu Menteri Jero Wacik datang, baru acara dimulai.
Saya sudah lupa detail runutan acaranya, seingat saya, diawali dengan pembacaan / kidung kekawin oleh Cok Sawitri, saya sebelumnya belum tau tokoh seniman ini, saya baru tau saat itu.
Nuansa masi gelap, sesaat setelah kekidungan tersebut, barulah dibuka oleh Ayu Laksmi dan Svara Semesta... 
Saya baru kali ini menontonnya, salah satu seniman asli Singaraja, saya sangat kagum dengan live performance-nya, iringan musik modern yang diiringi instrumen musik Bali, dan diawali oleh bayangan sebuah koreografi dibalik kain putih oleh Alm. Made Sura. Luar biasa.. Lirik² lagu yang sangat dalam. Musik yang indah, dan aksi panggung yang memukau, saya merinding dan terkagum² menyaksikkannya langsung.. Tepuk tangan saya yang keras pun ikut meramaikan seisi gedung saat lagu² Ayu Laksmi berakhir.

Acara tersebut juga diisi oleh Balawan, salah satu gitaris besar asal Bali. Saya tau Balawan bermula dari album globalism, dan baru pertama itu saya menonton Balawan langsung.. Gimana 'gila' tangannya memainkan gitar.. Luar biasa... diiringi oleh Batuan Etnik yang sangat keren..

Setelah itu, seingat saya, baru dilanjutkan oleh Dewa Budjana dan artis² Nyanyian Dharma, membawakan lagu² pada album satu dan dua. Selain di album 2, lagu² masi banyak yang masi asing di telinga saya, tapi saya tetap menikmati musiknya..

Benar² sebuah pertunjukkan yang sangat menarik.. saya benar² puas menyaksikkannya.. Thanks Gde atas undangannya :D

 (Sumber gambar diambil dari : antarafoto.com ) 


 (Sumber gambar diambil dari : ayulaksmi.com ) 

     (Sumber gambar diambil dari : antarafoto.com )     




Okeh lanjut lagi..
Setelah acara tersebut, saya jadi sering searching di internet tentang artis² pengisi acara, salah satunya adalah Ayu Laksmi, saya sampai keliling di Jakarta mencari CD-nya yang cukup sulit dicari di toko kaset :D (Lain kali saya ingin membahas sedikit tentang Ayu laksmi)


Nah untuk kedua kalinya, saya dikabari oleh Gde Kurniawan untuk menghadiri acara live Nyanyian Dharma yang akan dilangsungkan di Jakarta lagi. Dan tentu saja kesempatan ini tidak saya buang² dunk.,.,
Di tahun 2013, tepatnya tanggal 12 Februari 2013, yang bertempat di Taman Ismail Marzuki, bertempat tidak jauh dari kantor dan tempat tinggal saya. Acara tersebut bertajuk "Doa Pertiwi Nusantara Harmoni 2013"
Sebenarnya sebelum dilangsungkan di Jakarta, Acara Doa Pertiwi Nusantara Harmoni pernah diselenggarakan di Candi Prambanan dan Bromo (kalo tidak salah ya :D)
Nah kebetulan di tahun 2013 Jakarta dan Bogor (tepatnya Pura Gunung Salak) menjadi jadwal dari acara tersebut.

Berbeda dengan acara sebelumnya yang saya kunjungi (Doa Bali Untuk Indonesia) yang gratis, kali ini untuk menyaksikan acara tersebut, dikenakan tiket masuk, kalo tidak salah dan lupa sebesar Rp 100.000,- berbonus CD ALbum ketiga Nyanyian Dharma, nah CD ini lah yang membuat saya ga akan rugi untuk uang 100.000 Hehe.,,. Sayangnya si Gde ga sempet ngasi Tiket masuk,.,. Hahahaha,..,

  

Saya kutip dari beberapa sumber mengenai acara tersebut..





 (Sumber gambar diambil dari : Gus Teja Facebook  )  

Jakarta (Metrobali.com)

Seniman dan penggiat seni yang tergabung dalam Nyanyian Dharma, kembali menggemakan perdamaian lewat pagelaran Harmoni Nusantara.

Setelah sukses tahun lalu tampil di Jogjakarta dan lewati medan berat di Bromo, selanjutnya menyasar Gunung Salak, Senin (11/2) kemarin. Upaya menggalang kedamaian lewat acara bertajuk Doa Pertiwi Nusantara Harmoni ini terus berlanjut, dan malam mini, Selasa (12/2), pukul 19.00 WIB,  Tim Nyanyian Dharma yang ditopang gitaris Gigi Dewa Budjana dan penyanyi nasional Trie Utami plus didukung penyanyi dan musis Bali, kembali menyuarakan kedamaian lewat lagu lagu bernuansa spiritual di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Penggagas sekaligus pendiri Yayasan Nyanyian Dharma, Gusti Agung Bagus Mantra didampingi Funding Director  Putu Sri Yuliawati ‘Kamla’, Selasa (12/2) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, berharap acara ini mendapat apresiasi yang bagus, seperti halnya saat di Gunung Salak yang melibatkan PHDI Jakarta, Yayassan Tri Hita Karana, komunitas Sunda Wiwitan, dan warga lokal setempat. Bahkan, tokoh umat Hindu Ida Pedanda Gunung pun ikut menebar wacana menggelorakan harmoni dan kedamaian untuk pertiwi. Kemasan kali ini terbilang lain dari acara sejenis sebelumnya, karena turut melibatkan seniman lukis Bali berbakat, Ida Bagus Purwa dan Wayan Paramartha, yang menghelat sejumlah karyanya. Selain itu, bakal tampil juga musisi lulusan ISI Bali yang sudah menjelajahi kawasan Asia, Gus Teja. Lewat alunan harmoni flute, Gus Teja  akan membawakan lagu di antaranya Bali Jalan-jalan , Fell Wiyh Love. Dan, penampil lainnya adalah Mr Botax. Rock Fusion band Bali yang digawangi Lanang Wiweka ( Bas dan vocal), Putu Deny Surya (Drum) , dan Nyoman Donnie Lesmana (gitar), akan mengusung lagu Cak Dag yang ditulis dan diaransir  Agung Bagus Mantra dan Mr Botax, selanjutnya lagu  Cek Cek Barong Bangkung, Enggung, Barong Landung, dan Ogoh Ogoh. Aksi Mr Botax bakal dilengkapi penabuh Suwida, Suarsana , Mangku Genggong  and friends.

Selain itu, tampil juga grup Joni Agung & Double T. Grup reggae mabasa Bali yang dikomandani Joni Agung,  Mangku Alit (gitar), Tilem (Bass), Rody (Drum), dan  Turah Mayun di kibor, bakal menggeber lagu andalan di antaranya  Pertiwine Bali dan Jro Gede .

Sementara Tim Nyanyian Dharma yang dipimpin gitaris grup GIGI yang menjadi komposer utama, Dewa Gde Budjana, bakal menyuguhkan lagu bernuansa spiritual dan perdamaian, yang dibawakan penyanyi Gde Kurniawan , Gus Wicak, Agung Wirasuta, Anggilia,  Agung Ocha, Trie Utami, dan tentu saja penari andal Bali Made Sura.  Berikut lagu yang bakal dibawakan malam ini :

    Lotus  ‘Om Awighnamastu ‘ dibawakan seluruh artis
    Om Swastiastu oleh Gde kurniawan , Gus Wicak, Agung Wirasuta
    Saraswati dibawakan Gus Wicak
    Ampurayang, Anggilia
    The Fifth & Damai Harmoni, Gus Wicak dan Gde Kurniawan
    Suci Rasa, Agung Wirasuta
    Caka,| Agung Ocha
    Karma, Trie Utami
    Mantramku, seluruh artis
    Doa Pertiwi, seluruh artis
    Tatwamasi, seluruh artis


Sumber : metrobali.com





Beda lagi dengan acara Doa Bali Untuk Indonesia,  kali ini Nyanyian Dharma tidak dibarengi oleh Balawan dan Ayu Laksmi, sayang banget, padahal masi pengen nonton live performance dua maestro musik Bali tersebut.
Tapi ternyata saya tidak kecewa, karena sebagai pengganti, ada artis lain sebagai penggantinya, yaitu Gus Teja 'flute mussician' , Joni Agung, Band Reggae Bali, dan Mr Botax, Rock Bali ethnik.
Nah Gus Teja saya tau dari temen di facebook yang share videonya di youtube, ternyata musik seruling/flute-nya keren banget, indah, dengernya hati jadi damai, tidak berbeda dengan di video, live-nya pun sangat keren banget.. Inilah pertama kali saya melihat langsung Gus Teja live performance. Gus Teja merupakan artis pertama yang membuka pagelaran musik kali ini. Tepuk tangan salute penonton membahana terdengar diakhir penampilannya.. Keren banget..

(Sumber gambar diambil dari mybalimusic.com )

Setelah itu, dilanjutkan dengan penampilan dari Mr Botax, saya baru pertama kali mendengar band ini. Bahkan mendengar lagu²nya pun belum pernah. Terdiri dari 3 personel, membawakan musik bergenre rock, menghentak gedung, bedanya rock-nya dipadukan dengan musik ethnik Bali, dan membawakan lagu² yang bernuansakan Bali. Sungguh menarik.. Mengangkat Bali dengan membawakan musik yang bergenre rock, walapun lagu²nya masi terdengar asing di telinga, tapi pertama kali denger, saya sudah suka dengan lagu² yang mereka bawakan.

 (Sumber gambar diambil dari koran-jakarta.com )

Setelah Mr Botax, dilanjutkan oleh penampilan dari Joni Agung.
Kalo Joni Agung saya pernah mendengar namanya, tapi tidak mengikuti musiknya,. Joni Agung tamnpil dengan rambut gimbal berkemeja bunga², iya genre musik mereka reggae, musik yang asik didengar dan santai, dan Joni Agung membawakan musik bergenre reggae dengan berbahasa Bali. Kalo ga salah sih, lirik lagu² Joni Agung 'nakal²' Hehehe.. Kayanya sih, saya belum mendengar semua lagu Joni Agung.



 (Sumber gambar diambil dari mybalimusic.com )

Setelah penampilan Joni Agung barulah Dewa Budjana dan beberapa artis dalam Nyanyian Dharma tampil, membawakan lagu² pada album Nyanyian Dharma. Ada beberapa yang masi asing di telinga, karena lagu tersebut lagu baru yang baru ada di album ketiga (pada CD yang baru diberikan).
Penampilan Alm. Made Sura masi memperindah penampilan live Nyanyian Dharma kali ini dengan koreografi yang sangat indah. Dan penampilan Sang Maestro Alm. made Sura itu adalah yang terakhir saya saksikkan, karena baru² ini saya baru membaca berita beliau  telah meninggal dunia, Bali telah kehilangan seirang seniman dan maestro keoregrafi yang hebat... Semoga Kau tenang disana..

 
(Sumber gambar diambil dari www.antarafoto.com )

Satu instrumen yang selalu menyita perhatian dan telinga saya adalah alunan suara seruling dan sebangsanya.. (saya ga tau istilah² dan nama jenis seruling :D )
Iya, suara seruling setia mengiringi musik pada lagu² Nyanyian Dharma, suara seruling inilah yang menurut saya memperindah instrumen musiknya. Alunannya sangat mendayu dan sangat lembut terdengar. Saya sangat menyukai musiknya.. Saya lihat seruling yang dimainkan tidak satu jenis, ada panjang ada pendek ada yang besar, bahkan ada yang bengkok,.,.ternyata memang suaranya berbeda², indah banget saya dengar.
Kalo tidak salah, pemain seruling yang direkrut Dewa Budjana adalah seorang pemain seruling berdarah dayak Kalimantan, (kalo ga salah ya), bernama Bang Saat, beliau sangat mahir memainkan seruling, dan permainan serulingnya menyatu dengan musik dan lirik yang dibawakan dalam lagu² Nyanyian Dharma.. Salah satunya, coba dengarkanlah lagu Saraswati yang dinyanyikan Gus Wicak, bagaimana lagu diawali oleh petikan dan suara seruling yang sangat indah dan mendayu, pas sekali,.. 


 (Sumber gambar diambil dari inrocknesia.com )   

Sebelum Nyanyian Dharma tampil di Taman Ismail Marzuki malam itu, sehari sebelumnya mereka sudah tampil di Pura Gunung Salak, sayang saya tidak bisa menyaksikan langsung, karena jarak yang cukup jauh dan waktu saat masi jam ngantor.

Ada satu lagu yang dibawakan di Pura Gunung salak dan di Taman Ismail Marzuki yang baru saya dengar, tapi nada dan melodinya tidak asing saya dengar. hanya beda sentuhan dan ada lirik lagunya. Saya penasaran dengan lagu tersebut, lalu saya cari² di internet, ternyata lagu tersebut berjudul 'Doa Pertiwi', lagu ini tidak saya temukan dalam album Nyanyian Dharma 1 & 2, bahkan tidak ada di album ketiga. Saya penasaran dengan melodi lagu tersebut, kenapa tidak terdengar asing di telinga saya.
Setelah saya cek beberapa musik di koleksi lagu yang saya punya, ternyata melodi lagu tersebut diambil dari salah satu instrumen musik solo Dewa Budjana yang berjudul 'Dreamland' pada album 'Home'. Seperti halnya lagu Nyepi yang dibawakan oleh Ocha, lagu tersebut juga melodi nya diambil dari instrumen musik solo yang berjudul 'Caka 1922', pada album 'Gitarku' ditambahkan lirik yang ditulis oleh Sandrina Malakiano. Lagu ini sangat indah, dan video klipnya juga sangat bagus. 



Secara keseluruhan pegelaran musik kali ini sangat menarik, menghibur, dan inspiratif.. Tapi jika dibandingkan dengan penampilan sebelumnya di 'Doa Bali untuk Indonesia', Saya lebih memilih yang pertama, karena, memang kesan pertama begitu menggoda :D
Sayang aja di penampilan Doa Pertiwi Nusantara Harmoni, tidak mengikutsertakan balawan dan Ayu Laksmi, dan juga saya melihat ada sedikit miss pada penampilan panggung, pada saat dimulainya penampilan Gus Teja, dan diakhir pada saat dibawakan lagu 'Hymne Tat Twam Asi'. Tapi saya hanya penonton biasa yang tidak begitu ngerti musik secara mendalam, dan yang pasti saya sangat tekesan dan terhibur..


 (Sumber gambar diambil dari mybalimusic.com )

Seandainya boleh berandai², seperti halnya keikutsertaan Mr Botax dan Joni Agung, saya sangat mengharapkan nanoe Biroe ikut serta dalam Nyanyian Dharma ini,.. Hahaha,.
Biarpun urakan, nanoe Biroe juga seniman Bali yang inspiratif, seperti halnya yang saya tulis di blog saya sebelumnya..
Tapi lihat saja nanti, sapa tau ada kejutan,.., Hahaha,.,.


Sebagai penutup, saya akan share lagu² dalam Nyanyian Dharma
Saya hanya bermaksud sharing, tidak ada maksud negatif lainnya, saya harapkan saudara² yang jauh dari Bali ataupun Indonesia masi bisa tetap menikmati musik dalam Nyanyian Dharma, dan apabila sempat kembali ke Tanah Air, belilah CD/Kaset aslinya, karena Nyanyian Dharma adalah sebuah karya 'Ngayah'  / Non Profit, yang hasil penjualannya dikembalikan untuk dipuniakan kepada yang lebih membutuhkan..




 Nyanyian Dharma - 1998



Nyanyian Dharma 2 - 2007



Nyanyian Dharma (Edisi Khusus) - 2012 



Lagu lain :







"Sekali lagi, belilah CD/Kaset yang asli untuk membantu dan mendukung maksud 'ngayah' dari Nyanyian Dharma ini."



 

Sekian aja cerita saya, semoga teman² bisa terinspirasi dengan karya² dalam Nyanyian Dharma..
Semoga saya masi diberikan kesempatan untuk menikmati karya² Nyanyian Dharma selanjutnya dan dapat menyaksikan penampilan musisi² dan insan seni Bali yang hebat² ini..
Astungkara..
Swaha..
Matur Suksma..
Terima kasih...





3 comments: