Pages

Tuesday, September 10, 2013

Telemarketing yang menyebalkan, banget..!!

(Sumpah, foto itu bukan saya, saya orang Indonesia asli, ga ada bule²nya, itu cuman ilustrasi aja,.,. sumpah,.,. saya ga boong,.,. #eh..)


Hai para pembaca setia blog ini,.,.,. (ehhhhh... )

Gini, kali ini saya pengen cerita, sharing, curhat, meluapkan kekesalan dari hari yang paling gondok segondok²-nya,.,. Setthhh,.,.

Pernah ga sih kalin ditelp berkali², ternyata ga penting banget, dari perusahaan yang menawarkan produknya,.,.??

Kalo uda pernah,.,. mungkin tau rasanya, kalo belum pernah, jangan sampe pernah,.,. cukup tau dari cerita ini aja :D


Oke..

Jaman sekarang promosi dari perusahaan untuk menawarkan produknya sangat militan, ga cukup cuman di media massa ato elektronik, ini sudah langsung ke konsumen langsung, tapi melalui / via telephone. Itulah telemarketing..
Mungkin pulsa uda jadi salah satu biaya promosi buat mereka :D

Nah, setelah saya sadari, saya sering mendapat telpon dari fans, yang gaya bahasanya sok akrab, semenjak saya punya kartu kredit..

Apa hubungannya ma kartu kredit,.,.??
Entah lah, yang pasti untuk membuka sebuah akun di Bank, atau aplly kartu kredit kita pasti diminta untuk memberikan data², salah satunya kartu kredit. Oke lah tembak aja langsung saya merupakan salah satu nasabah kartu kredit BNI.
Hampir setiap hari saat hari kerja, pasti pernah aja ditelp oleh telemarketing yang diawal pembicaraan pasti mengatasnamakan dari Bank yang mengeluarkan kartu kredit saya.

Plis deh, telp dikasi tuh buat ada kepentingan penting apabila ada yang harus disampaikan terkait kartu kredit saya, misalnya mengenai jatuh tempo, pergantian kartu, keamanan kartu, atau hal² yang bermanfaat bagi konsumen terkait kartu kredit, bukan penawaran² yang terkadang ga penting buat kita.

Yang paling banyak saya terima adalah penawaran asuransi..
Kalo saya ikutin semua penawaran itu, ada kali 50 jenis perlindungan asuransi yang bisa saya ambil.

Setelah saya menerima beberapa telp, saya jadi pola bicara mereka ditelp untuk menawarkan produknya, diawal pembicaraan mereka selalu menyampaikan kalo kita adalah nasabah yang terpilih atau cara lain, kita diberikan sebuah penghargaan sebagai nasabah yang setia... Pliss deh ini Bullshit banget, alias tai keboo...!!
Semua kemungkinan jawaban yang diberikan oleh konsumen, mereka sudah memprediksi dan sudah menyiapkan jawaban untuk meyakinkan kita tidak menolak penawaran mereka, dengan target, si konsumen "calon korban" akhirnya mengiyakan menerima  penawaran tadi. Hanya dengan menjawab "IYA" dari pertanyaan "APAKAH BAPAK/IBU BISA KAMI BANTU UNTUK MELAKUKAN PENGAKTIFAN PENAWARAN INI..??"  


Saya cerita waktu masi pertama kali ditelp, dan saya terolong orang yang emang rada gampang dibegoin..

Pertama..
Saya menerima telp di HP saya, menawarkan asuransi. Sebelumnya saya belum pernah menerima telp dari hal² yang kaya gini.
Seperti yang saya jelaskan diatas, mereka bilang saya sebagai nasabah terpilih.. bla,.,. bla,., bla.,,.
Kebetulan si penelpon cowo, orang ini menjelaskan secara detail bagaimana asuransi yang ia tawarkan.
Saat itu saya iya - iya saja, karena emang belum punya asuransi. dan saya iyakan saja.

Tak berselang lama ternyata saya sakit, dan di opname di rumah sakit, tentu saya ingat dengan asuransi tersebut, setelah sembuh, saya claim dunk, tapi ditolak karena tanggal saya terdaftar adalah setelah tanggal saya masuk rumah sakit, padahal saat itu tagihan saya sudak masuk di kartu kredit..

Siaalll,.., langsung saya tutup asuransi itu,.,.
Langsung saja saya sebut asuransinya CIGNA.

Sebel juga.. 


Pengalaman saya kedua.
Kali ini si penelpon mungkin rada ga bermodal, dia nelp ke telp kantor. Dan kali ini jenis tawarannya bukan Asuransi, tapi tour dan travel.
Ini lebih parah.. ditambah lagi saya masi gampang banget dirayu, padahal ma cowo,.,. Zzzzz... 
Intinya sama, saya mendapatkan fasilitas dan kesempatan yang bermanfaat, untuk membeli voucher hotel, yang sebenarnya ga penting bagi saya,.,.
Sebenernya produk yang mereka tawarkan bukan tipuan, itu benar² voucher yang bisa saya gunakan, cuman masalah di saya adalah, ngapain saya beli gitu²an, dan akhirnya tuh voucher angus karena tidak saya pakai dalam kurun waktu satu tahun.

Benar² tuh telemarketing bisa menggiring saya untuk membeli sesuatu yang seharusnya tidak perlu saya beli..



Setelah itu saya kapok, paling sebel nerima telp yang menawarkan produk² mereka..
Nah kenapa ga usa diangkat aja telp-nya?
Saya ga tau nomor² asing yang masuk ke HP saya terkadang bisa dari rekan kerja atau client kerja yang menghubungi saya, bisa repot kalo tidak saya angkat, walaupun lebih sering telpon yang sering saya terima dari telemarketing tersebut..

Sekarang tiap ada telp telemarketing saya angkat² aja, dia mau cuap² gimana juga saya ladenin, selama saya lagi tidak sibuk..
Itung² bantu mereka, karena kerja mereka cuap² sampe berbusa menjelaskan produknya, toh ujung²nya saya bilang tidak tertarik.. :D
Ada yang sopan menutup telp, ada yang konyol keliatan keselnya bilang terima kasih dan menutup telp.. Hahahaha,.,. Bodo mereka abis pulsa, cape berbusa menjelaskan produknya,.,. Hahaha,.,.






Nah yang menjadi pertanyaan saya sampe saat ini.,
Bank yang mengeluarkan kartu kredit saya, bertanggungjawab ga sih atas data nomor telp yang tersebar,.,. gimana ceritanya tuh perusahaan travel bisa nelp saya, dan menyebutkan ejaan nama saya yang salah sesuai dengan ejaan di Kartu Kredit saya,

Saya malah berpikir, ni nomor² telp dijual ke pihak luar bank oleh orang dalem sebagai bahan target telemarketing,.,.
Who knows,..,??



Pikirkanlah baik² sebelum menerima penawaran telemarketing, :D


Sekian dari saya,.,.


Semoga karyawan telemarketing bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari sekedar cuap² di telp,.,. misalnya jadi sopir angkot, ato jualan di warteg,.,. aminn,.,. :D                  

   
      

4 comments:

  1. anda tidak tahu bagaimana rasanya menjadi seorang telemarketer

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah saya tidak mengambil profesi itu dari sekian banyak profesi yang lain yang bisa lebih baik tanpa mengganggu orang lain :)

      Delete
  2. Hargailah mereka sebagai seorang muda yang mati-matian berusaha untuk mencapai impian dan tidak berpangku tangan ! hargailah mereka yang kadang tidak memiliki pilihan lain selain menjadi telemarketer ! Mereka tidak mengemis kepada anda !

    ReplyDelete
  3. Dengan meladeni mereka bercuap² lama untuk menjalankan tugasnya saya rasa saya sudah cukup menghargai,..
    Tidak mengemis iya, tapi ada kesan memaksa untuk mengikuti keinginan mereka, iya juga,,

    ReplyDelete